Kinerja IHSG Lebih Unggul Dibanding KOSPI dan Dow Jones

Sejak awal tahun hingga Rabu kemarin, Alit menuturkan jika level IHSG telah menguat 16,52 persen atau 758,87 poin

oleh Dewi Divianta diperbarui 05 Agu 2016, 15:24 WIB
Pekerja menunjuk layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). Pada perdagangan preopening, IHSG bergerak menguat 64,216 poin (1,23%) ke 5.280,210. Sementara indeks LQ45 bergerak naik 16,105 poin (1,80%) ke908.947. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Komunikasi Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Dwi Shara Soekarno menuturkan jika potensi Imbal hasil yang ditawarkan dari investasi di pasar modal Indonesia di sepanjang tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan bursa-bursa utama dunia. Sejak awal tahun hingga Rabu kemarin, Alit menuturkan jika level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 16,52 persen atau 758,87 poin.

Jumlah tersebut, Dwi melanjutkan, masih lebih tinggi dibandingkan dengan bursa Filipina yang mencatat pertumbuhan 13,47 persen, Indeks FTSE 100 Inggris Raya 6, 27 persen, India 5,88 persen, Indeks Dow Jones Amerika Serikat 4,03 persen, Australia, 3,87 persen dan indeks KOSPI Korea Selatan 1,71 persen.

"Pertumbuhan IHSG di sepanjang tahun ini hanya kalah dari Indeks SET Thailand yang mencatatkan kenaikan 17,04 persen," tutur Dwi di sela Workshop Wartawan Denpasar Sosialisasikan Program Yuk Nabung Saham dan Amnesti Pajak, Jumat (5/8/2016)

Ia melanjutkan, beberapa bursa utama dunia lainnya hingga kini masih mencatatkan koreksi di tahun ini seperti Indeks Hang Seng Hong Kong (-0,80 persen), Indeks Strait Times Singapura (-1,91 persen, Bursa Malaysia (-2,60 persen), Indeks Nikkei 225 Jepang (-15,50 persen) dan Indeks Shanghai Tiongkok (-15,84 persen).

Besarnya potensi keuntungan yang akan didapatkan dari investasi di pasar modal Indonesia membuat aliran dana investor asing terus masuk ke pasar modal Indonesia. "Tahun ini saja aliran dana investor asing mencatatkan beli bersih Rp 29,99 triliun," kata Dwi. Sayang, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui potensi keuntungan berinvestasi di pasar saham Indonesia.

Selain tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal yang masih minim, sebagian masyarakat dengan tingkat ekonomi golongan atas kemungkinan menyimpan dananya di instrumen investasi yang berada di luar negeri.

Berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI), dana milik WNI yang ada di luar ‎negeri mencapai Rp 3.140 triliun. Momentum program amnesti pajak diharapkan dapat membuat dana milik WNI di luar negeri kembali ke Indonesia. BI mencatat potensi masuknya dana repatriasi atau pemulangan dana dari luar negeri hasil kebijakan amnesti pajak bisa mencapai Rp 560 triliun. (DEWI DIVIANTA)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya