Polisi Imbau Basri dan Ali Kalora Tak Teruskan Langkah Santoso

Boy Rafli Amar mengatakan, dengan menyerahkan diri, maka polisi akan menjamin perlakuan baik bagi mereka.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 23 Jul 2016, 13:52 WIB
Sepeninggal Santoso, ada sejumlah nama yang diperkirakan menggantikan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur adalah Basri, Ali Kalora dan Amham.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengimbau agar anggota kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih berada di lokasi persembunyian, segera turun gunung dan menyerahkan diri. Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar imbauan itu dilakukan untuk kebaikan mereka sendiri.

"Sudah ada imbauan agar mereka turun gunung. Imbauan ini kita harapkan efektif. Tujuan kita ingin agar mereka cepat kembali ke masyarakat," tutur Boy usai menghadiri acara Bhakti Kesehatan Polri 2016 di Gelanggang Olahraga (GOR) Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (23/7/2016).

Dia menekankan, dengan menyerahkan diri, polisi akan menjamin perlakuan baik bagi mereka. Terlebih, akan ada pemeriksaan kesehatan sehingga mereka bisa pulih dari kondisi tubuh yang rentan terserang penyakit pascabersembunyi di hutan.

"Tentunya apabila atas dasar keinginan yang tulus, kembali turun gunung, semua akan diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Akan kita bantu semua proses pemulihan kondisi mereka. Dapat kita lakukan pemeriksaan proposional dan objektif," terang Boy.

Selain meminta anggota yang tersisa menyerahkan diri, dia meminta dua anggota Santoso yang kini menjadi buruan utama polisi (Basri dan Ali Kalora) menghentikan aktivitas mereka. Keduanya diduga sedang berupaya meneruskan langkah Santoso untuk memimpin MIT.

"Imbauan kepada mereka untuk tidak melanjutkan segala bentuk yang mereka lakukan. Basri, Ali Kalora, ada ke arah sana. Tapi kita berusaha persuasif imbau pada mereka, lebih bagus mereka turun gunung untuk mempertanggungjawabkan segala yang terjadi," Boy menjelaskan.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya mengerahkan sebanyak 3.000 personel sebagai suksesor operasi penangkapan kelompok teroris Santoso.

"Satuan tugas seluruhnya 3.000 termasuk pendukung operasi. Tidak semua di lapangan. Ada administrasi, kesehatan, tim pengejaran. Terbagi dalam empat sektor," pungkas Boy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya