Dibayangi Aksi Ambil Untung, Laju IHSG ‎Bakal Tertekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan tekanan pada perdagangan saham Rabu (13/7/2016).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 13 Jul 2016, 06:20 WIB
Pengunjung melintasi layar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/6).Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG melemah 30,52 poin atau 0,63 persen ke level 4.804,04. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan tekanan pada perdagangan saham Rabu (13/7/2016). Laju IHSG dibayangi oleh aksi ambil untung investor.

"Diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung tertekan jika tidak kuat bergerak di atas (level) 5.100," kata Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi, Jakarta, Rabu (13/7/2016).

Pada perdagangan saham kemarin IHSG menguat 30,51 poin atau 0,60 persen ke level 5.099. Penguatan IHSG didorong oleh aksi beli bersih investor asing mencapai Rp 1,57 triliun.

Selama dua hari perdagangan saham pekan ini, investor asing terus melakukan pembelian dengan total mencapai Rp 3 triliun.

"‎Aksi optimis ini tentu masih berkaitan dengan sentimen tax amnesty, kestabilan inflasi di bulan Ramadan, dan penguatan rupiah seiring penguatan bursa global," kata dia.

Penguatan IHSG sejalan dengan Bursa Asia. Bursa Asia menguat di atas rata-rata 2 persen pada perdagangan saham kemarin.

"‎Indeks Jepang kembali melompat seiring memperpanjang penurunan yen terbesar sejak Oktober 2014 pasca kemenangan pemilu untuk Perdana Menteri Shinzo Abe. Janjinya menyusun paket stimulus untuk mempercepat keluarnya Jepang dari deflasi disambut positif oleh investor," jelasnya.

Lanjar memperkirakan IHSG bergerak di level support 5.055 dan resistance pada level 5.120.

Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak variatif. Adapun gerak IHSG diperkirakan pada support 5.050 dan resistance 5.175.

Saham pilihan Sinarmas Sekuritas antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya