IBI: Bidan Belajar Cara Imunisasi, Bukan Cara Buat Vaksin Palsu

IBI meyakini bahwa bidan belajar cara memberi imunisasi yang baik benar, bukan belajar cara membuat vaksin, apalagi vaksin palsu.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 27 Jun 2016, 14:00 WIB
IBI meyakini bahwa bidan belajar cara memberi imunisasi yang baik benar, bukan belajar cara membuat vaksin, apalagi vaksin palsu

Liputan6.com, Jakarta Peredaran vaksin palsu membuat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) semakin gencar mengingatkan para anggotanya untuk lebih jeli membedakan vaksin asli dan palsu.

"Baik di Puskesmas atau rumah sakit, yang memberikan vaksin pasti bidan. Yang kami khawatirkan, sulitnya bidan membedakan mana vaksin palsu dan yang asli. Karena yang membeli vaksin ini rumah sakit atau puskesmas tempat mereka kerja," kata Ketua IBI, Emi, saat dihubungi Health Liputan6.com, pada Senin (27/6/2016)

Sedangkan bagi bidan yang membuka klinik sendiri, Emi selalu mengingatkan agar membeli vaksin dari tempat yang resmi. "Namun, biasanya dapat dari Puskesmas juga," kata Emi.

Terkait mengenai pengakuan para tetangga tersangka pemalsu vaksin yang menyebut Rita Agustina adalah mantan bidan rumah sakit ternama di Bekasi, Emi mengatakan, tindakan keji sudah jelas tergolong kriminal yang sudah tak ada hubungannya lagi dengan IBI.

"Dalam praktiknya, IBI bekerja sesuai aturan yang berlaku. Bekerja berdasarkan etika profesi, kalau sudah begini jatuhnya kriminal," kata Emi.

"Cuma tolong dipastikan saja lagi, dari penelusuran kami, Rita itu adalah mantan Akper di Fatmawati," kata Emi menambahkan.

Selama menempuh pendidikan, semua calon bidan belajar tentang imunisasi dan pengetahuan tentang vaksin harus diperdalam, karena nantinya tugas dari seorang bidan adalah memberikan imunisasi.

"Cara membuatnya, apalagi membuat vaksin palsu, tidak dipelajari tapi bagaimana cara imunisasi," kata Emi menekankan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya