Inggris Keluar dari UE, Jadi Peluang RI Tawarkan Investasi

Kepala BKPM Franky Sibarani berpendapat saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk menarik investasi Inggris ke Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 25 Jun 2016, 11:15 WIB
Kepala BKPM, Franky Sibarani (kiri) dan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis memberikan keterangan pers terkait hasil pencapaian investasi 2015 di Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (21/1/2016). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) tidak berdampak negatif terhadap investasi Inggris di Indonesia. Sebaliknya, hal ini menjadi peluang agar Inggris meningkatkan investasi ke Indonesia.

Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan investasi langsung lebih bersifat jangka panjang, sehingga keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa tidak mempengaruhi keputusan bisnis yang sudah dibuat.

“Investasi langsung tergolong dalam investasi yang sifatnya untuk jangka panjang, sehingga sudah melalui pertimbangan-pertimbangan matang bahkan research terlebih dahulu. Jadi, kita tidak perlu khawatir langkah Inggris keluar dari Uni Eropa, karena tidak akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan bisnis yang sudah ada,” ujar Franky di Jakarta, Sabtu (25/6/2016).

Franky berpendapat saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk menarik investasi Inggris ke Indonesia. Terlebih Indonesia sudah punya perjanjian perdagangan negara yang menjadi pasar utama seperti China dan India. 

Saat ini pemerintah juga sedang mengupayakan perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Uni Eropa dan Amerika, sehingga perusahaan Inggris dapat menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk masuk ke pasar global.
 
Deputi Pengendalian Pelaksanaan BKPM azhar Lubis menambahkan yang akan dilakukan BKPM adalah mengintensifkan komunikasi dengan investor potensial terkait berbagai langkah reformasi yang dilakukan pemerintah di bidang investasi.

“Perwakilan BKPM di London dan tim marketing investasi kami untuk wilayah Eropa akan terus berkomunikasi dengan investor dari Inggris terkait peningkatan pelayanan investasi, deregulasi untuk iklim investasi yang ramah investor, pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM tenaga kerja,” jelas Azhar.

Inggris merupakan mitra utama investasi Indonesia. Sepanjang tahun 2010-2015, realisasi investasi Inggris ke Indonesia mencapai US$ 4,8 Miliar dan merupakan peringkat kedelapan negara dengan investasi terbesar.

Sementara dari sisi komitmen investasi Inggris periode 2010-2015 mencapai USS 3,1 Miliar. Sedangkan  komitmen investasi Inggris ke Indonesia Januari-Mei 2016 US$ 111 Juta, tumbuh 517 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (Yas/Nrm)


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya