Pengamat: Salah Besar Caketum Golkar Usung Lagi Kultur Orde Baru

Arbi Sanit menyarankan agar Presiden Joko Widodo tidak mendukung calon bernuansa Orde Baru, yang berdampak negatif pada citra dan nawacita.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 11 Mei 2016, 09:40 WIB
Sejumlah calon Ketua umum Partai Golkar bersalaman di Jakarta, Sabtu (7/5). Nomer urut tersebut akan di gunakan pada pemilihan Ketua Umum saat Penyelenggaraan Munaslub Golkar pada tanggal 15 Mei 2016 di bali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, para calon ketua umum satu per satu menyambangi makam Presiden Soeharto di Giri Bangun, Karanganyar, Jawa Tengah.

Sebagai pendiri Golkar, Soeharto dianggap sebagai sosok yang dihormati. Dia berjanji mengembalikan kejayaan partainya seperti era Orde Baru.

Pengamat politik Universitas Indonesia Arbi Sanit mengatakan, untuk menjadikan Golkar kembali berjaya, justru para calon tidak boleh lagi menonjolkan kultur Orde Baru. ‎

"Akan jadi kesalahan besar jika Airlangga atau kandidat lainnya menonjolkan kultur Orde Baru dalam perebutan kursi ketua umum Golkar," ujar Arbi Sanit di Jakarta, Selasa 10 Mei 2016.

Menurut dia, trauma terhadap rezim Orde Baru yang serba terkekang, akan menimbulkan resistensi yang besar di masyarakat. "Kultur dan cara-cara Orde Baru sudah tidak bisa diterapkan di Indonesia," kata dia.

Arbi Sanit menyarankan agar Presiden Joko Widodo tidak mendukung calon bernuansa Orde Baru, yang akan berdampak negatif pada citra dan nawacitanya. "Sebaiknya presiden jangan dukung," kata dia.

Bupati Karanganyar Juliatmono mengakui, beberapa calon ketua umum Golkar telah berziarah ke makam mendiang Soeharto.

"Y‎ang sudah berkunjung dan ziarah ke makam Pak Harto di antaranya Ade Komarudin, Setya Novanto, Idrus Marham, Airlangga Hartarto, dan Mahyudin," kata Juliatmono yang juga politisi Golkar di Solo, Sabtu 9 April 2016 lalu. ‎

Juliatmono mengungkapkan, kedatangan para calon ketua umum di makam Soeharto, untuk mendoakan dan menghormati pendiri partai berlambang beringin tersebut.

"Soeharto juga merupakan pendiri sekaligus sesepuh Partai Golkar. Saya pun selalu mengajak kepada para caketum yang sedang melakukan kunjungan ke wilayah Solo Raya, untuk menyempatkan ziarah di Giri Bangun. Jangan sampai dilupakan lah," pungkas Juliatmono. ‎

Enam bakal calon ketua umum Partai Golkar telah dinyatakan lolos verifikasi administrasi pada Jumat 5 Mei 2016. Mereka yakni Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, dan Priyo Budi Santoso.

Mereka sudah melengkapi seluruh persyaratan administrasi, termasuk membayar Rp 1 miliar. Bahkan, Priyo Budi Santoso mengeluarkan uang lebih dari Rp 1 miliar, yakni US$ 100 ribu.

Kemudian, menjelang pengambilan undian ‎nomor urut, panitia munaslub meloloskan Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo meski tak membayar sumbangan Rp 1 miliar.

Kebijakan tersebut diambil setelah panitia Munaslub Golkar sempat memberikan kesempatan selama sehari untuk membayar sumbangan, namun hal itu tak kunjung dilakukan Syahrul dan Indra.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya