Hindari Amuk Massa, Polisi Amankan Pemimpin Santriloka

Dalam beberapa hari terakhir, keberadaan perguruan itu meresahkan warga Mojokerto, Jawa Timur, karena ajarannya yang tidak mewajibkan salat dan puasa di bulan Ramadan.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Okt 2009, 13:47 WIB

Liputan6.com, Mojokerto: Warga Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, tak lagi dapat menahan kekesalan. Kemarin malam, mereka berduyun-duyun mendatangi pengajian yang tengah digelar di rumah Gus Aan, sebutan bagi Ahmad Naf`an, pemimpin Perguruan Ilmu Kalam Santriloka.

Warga resah karena ajaran Santriloka tidak mewajibkan salat lima waktu dan puasa Ramadan. Salat yang mereka lakukan hanya empat waktu tanpa ruku dan sujud. Khawatir amarah warga tak terkendali, Ahmad Naf`an kemudian diamankan polisi.

Menurut Kepala Kepolisian Resor Kota Mojokerto Ajun Komisaris Besar Polisi Sulistyandriatmoko, Jumat (30/10), Ahmad Naf`an bukan ditangkap melainkan hanya diamankan. Ia akan dibebaskan jika situasi telah kembali normal.

Mendapat kecaman dari berbagai pihak, pemimpin Perguruan Ilmu Kalam Santriloka bersikukuh ajaran yang dibawanya tidak sesat. Di lain pihak, kalangan pesantren di Mojokerto telah menuding ajaran Santriloka sesat. Namun, Majelis Ulama Indonesia setempat masih mengkajinya dan belum mengeluarkan sikap [baca: Santriloka Tak Mewajibkan Salat dan Puasa].(ANS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya