Kelompok Teroris Santoso Terbelah

Ada pengelompokan Bima dan Jawa di dalam internal kelompok Santoso.

oleh Andry Haryanto diperbarui 19 Apr 2016, 20:05 WIB
Menjadi salah satu satwa langka yang dilindungi, Anoa malah jadi santapan kelompok jaringan teroris Santoso.

Liputan6.com, Jakarta - Selain krisis logistik untuk bertahan hidup di tengah hutan, kelompok teroris Santoso rupannya mengalami perpecahan.

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Komisaris Besar Hari Suprapto mengatakan, dari penuturan 2 tersangka yang ditangkap, Jumat 15 April 2016, Ibadu Rohman (19) alias Ibad alias Amru serta Muchamad Sonhaji alias Fakih (21), perpecahan terjadi karena tidak adanya lagi kesepahaman antara Santoso dan anak buahnya.

"Mereka melepaskan diri karena sudah tidak lagi sependapat dengan Santoso," kata Hari saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (19/4/2016).

Dalam foto itu terlihat istri teroris Santoso berpose dengan menenteng senjata laras panjang.

Hari mencontohkan perintah Santoso yang meminta anak buahnya meninggalkan keluarga, anak dan istri selama melakukan teror.

"Malah Santoso bawa istri baru dia untuk bergerilya," kata Hari.

Keterbatasan logistik juga berdampak pada pembagian jatah untuk para kelompok. Sehingga, ungkap Hari, Santoso membagi dua faksi di dalam kelompoknya. Langkah ini juga mempengaruhi.

"Ada kelompok Bima dan Jawa, sehingga pembagian kerja dan makan pun dikelompokan," ujar Hari.

"Saat ini pengikut Santoso 7-8 orang, sisanya mereka berpisah," ujar Hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya