Prajurit Pengintai Siaga Bebaskan WNI Tawanan Abu Sayyaf

TNI belum bisa bergerak bebaskan WNI yang disandera Abu Sayaaf karena terganjal izin Pemerintah Filipina.

oleh Audrey Santoso diperbarui 09 Apr 2016, 13:58 WIB
Sejumlah Prajurit TNI AU berjalan menuju lokasi upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-70 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/4). Sejumlah atraksi ditampilkan oleh prajurit TNI AU. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - TNI sampai saat ini belum dapat berbuat apapun untuk membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Padahal TNI AU sudah mempersiapkan prajurit pengintai yang mampu memantau gerak-gerik perompak itu.

"Kita masih menunggu karena kita punya kemampuan untuk itu, terutama kemampuan surveillance. Karena kita mampu memantau gerak orang pada satu titik. Mau sembunyi di mana, kita bisa tangkap," jelas Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriyatna di Taxy Way Landasan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (9/4/2016).


Agus mengatakan, saat ini TNI AU tak dapat bergerak tanpa mandat dari Pemerintah Indonesia. Ia mengatakan, sejauh ini Pemerintah Indonesia masih menunggu izin dari Filipina untuk terlibat dalam misi penyelamatan sandera Abu Sayyaf.

Agus menambahkan, TNI sudah mempersiapkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) di Lanud Tarakan.

"Tapi kan segala sesuatu bergantung izin dari Pemerintah. Kita sudah siap. Semua sudah di sana, sudah di bawa (ke shelter Pesawat Tempur Tarakan). Tinggal tunggu mandat dan izin dari Filipina," kata Agus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya