Pengamat: Sanusi Ditangkap KPK, Gerindra Kalah Sebelum Pilgub DKI

Kondisi ini semakin menyulitkan parpol mencari lawan Ahok. Apalagi kepercayaan masyarakat terhadap orang partai akan semakin menurun.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 01 Apr 2016, 23:21 WIB
Anggota DPR Biem Benyamin, Ketua DPD DKI Gerindra M Taufik, Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, Ketua Komisi D DPRD DKI M. Sanusi (ki-ka) saat penjaringan Cagub DKI Jakarta oleh Partai Gerindra, (27/1). (Gempur M Surya/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakafrta dari Fraksi Gerindra Mohammad Sanusi tertangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ‎Tersandungnya Sanusi dalam kasus korupsi ini akan semakin mencederai kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Apalagi Sanusi merupakan salah satu bakal calon Gubernur DKI dari Partai Gerindra.

Ketua Departemen Research dan Consulting Para Syndicate Toto Sugiarto menilai, kasus itu akan sangat merugikan Gerindra dan parpol-parpol lain di Pilkada DKI 2017. Bahkan, dengan tersandungnya satu kader pada kasus korupsi membuat Partai Gerindra sulit berkompetisi merebut kursi DKI 1 pada periode 2017-2022.

"Gerindra ini sudah lemas. Kasus ini sangat jelas berdampak besar. Jadi Gerindra ini sudah kalah sebelum bertanding," ucap Toto dalam diskusi bertajuk 'Pilkada DKI: Mencari Alternatif Selain Ahok' di Kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (1/4/2016).

 

‎Menurut dia, saat ini figur yang mampu mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok adalah mereka yang dianggap tegas dan bersih. Selama ini Ahok dipersepsikan sebagai pemimpin yang tegas dan bersih dari tindakan korupsi.

"Maka Ahok yang bersih juga harus dikalahkan dengan figur yang bersih. Ini tugas parpol mencari calon seperti itu," tutur dia.

Namun nyatanya, di tengah persaingan politik jelang Pilkada DKI 2017, ‎salah satu bakal calon justru terjerat kasus korupsi. Kondisi ini semakin menyulitkan parpol mencari lawan Ahok. Apalagi kepercayaan masyarakat terhadap orang partai akan semakin menurun.

"Ini tentu sangat menguntungkan bagi Ahok sebagai calon independen. Rakyat akan semakin ragu, belum apa-apa (partai) sudah kalah," pungkas Toto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya