Mesin 1.3 L dan 1.5 L Toyota Buatan Karawang Lebih Irit 10%

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menjadikan Plant 3 Karawang sebagai fasilitas pembuatan mesin bensin berkode R-NR.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 08 Mar 2016, 09:34 WIB
Sejumlah Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil di pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Jawa Barat, Selasa (26/1). Untuk The All New Fortuner sendiri, kandungan lokal produk mencapai 75%. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menjadikan Plant 3 Karawang sebagai fasilitas pembuatan mesin bensin berkode R-NR. Adapun mesin yang diproduksi berkapasitas 1.3 liter dan 1.5 liter.

Director of Technical and Project Planning TMMIN Yui Hastoro mengatakan, mesin ini memiliki kemiripan dengan jantung mekanis yang dipakai duet Avanza-Xenia. Hal yang membedakan mesin baru ini dengan yang digunakan mobil sejuta umat itu adalah sistem penggerak rodanya.

"Yang dipakai Daihatsu R-NR penggerak roda belakang, kalo yang kami buat penggerak mesin depan. Avanza yang diluncurkan tahun lalu disudah pakai R-NR tapi penggerak belakang," katanya usai prosesi peresmian Plant 3 Karawang di Karawang Barat, Jawa Barat, Senin (7/3/2016).

Lebih lanjut ia mengatakan, mesin 1.3 liter mampu menghasilkan tenaga sebesar 100 Tk pada putaran 6.000 rpm dan sementara tipe 1.5 liter menyemburkan daya 107 Tk pada 6.000 rpm. Disebutkan Yui, mesin berpenggerak roda depan ini lebih irit dibanding mesin serupa di kelasnya.

"Pasti (berpengaruh pada efisiensi bahan bakar). Kalau penggerak roda belakang lebih banyak part-nya, seperti ada propeller shaft, axle. Saya tidak bisa bilang berapa persennya tapi (mesin) ini di kelasnya paling irit dari (line up) Toyota Engine. Kira-kira di kelasnya 10 persen lebih irit,"

"Mesin ini Dual VVT-i dengan low friction concept sehingga semua bisa ditekan fuel efisiensinya. Di kelasnya ini paling bagus," tambahnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, mesin yang diproduksi dan akan diniagakan di pasar domestik masih berstandar Euro 2. Sementara yang diekspor ada yang sudah di atas itu.

"Buat yang di Indonesia masih Euro 2 tapi yang diekspor bisa lebih, tergantung permintaan dari negara yang pesan. Sampai sekarang mobil yang kami ekspor ada yang sampai Euro 5 tapi bukan R-NR," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya