CDC Deteksi Adanya Virus Zika pada Bayi Mikrosefali

CDC menyatakan telah mengidentifikasi virus Zika pada sampel jaringan dari dua bayi yang meninggal karena mikrosefali di Brasil.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 11 Feb 2016, 13:39 WIB
Nyamuk Aedes Aegypti terlihat di laboratorium Oxitec di Campinas, Brasil, (2/2/2016). Para ahli kesehatan memeberikan keterangan bahwa Virus Zika yang menyebar di kawasan Amerika Latin, terutama Brasil dan Kolombia. (REUTERS/Paulo Whitaker)

Liputan6.com, Jakarta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan telah mengidentifikasi virus Zika pada sampel jaringan dari dua bayi yang meninggal karena mikrosefali di Brasil. Hal ini semakin membuktikan pengaruh virus Zika pada ibu hamil.

Seperti diberitakan Foxnews, Kamis (11/2/2016), lebih dari 4.000 bayi lahir dengan kepala yang berbentuk tidak normal. Satu anak di Hawaii, yang ibunya pernah tinggal di Brasil selama kehamilan, juga mengalami mikrosefali.

"Ini semakin menguatkan bukti Zika adalah penyebab mikrosefali," kata Direktur CDC Dr. Tom Frieden. Menurut dia, sejumlah pakar masih ragu meyakini risiko mikrosefali akibat zika. 

"Ada banyak keraguan tentang hubungan antara virus dan cacat lahir. Untuk membuktikannya, kami akan melakukan tes sekali lagi," ujar Frieden. 

Frieden menambahkan, penyakit akibat virus Zika ini sangat menakutkan karena mempengaruhi mereka yang paling rentan di antara kita. Karena itu, CDC telah mengeluarkan pernyataan resmi yang melarang wanita hamil untuk bepergian ke sejumlah negara, khususnya Amerika Selatan dan Tengah serta Karibia. "Prioritas kami sekarang melindungi wanita hamil," tutur Frieden. 

Selain itu, CDC juga menyarankan semua orang, termasuk lansia dan mengalami gejala ringan seperti nyeri otot, sendi, dan demam, untuk segera memeriksakan diri ke dokter. 

"Tujuan kami benar-benar adalah untuk melindungi wanita hamil," kata Frieden selama panel. "Itu prioritas utama kami sekarang," ucapnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya