Mau Untung Investasi Reksa Dana? Ini Caranya

Investasi mesti dilakukan sedini mungkin untuk mempersiapkan kehidupan di masa depan yang lebih baik.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 28 Jan 2016, 08:01 WIB
Sebelum empat tanda ini muncul, jangan coba-coba untuk berinvestasi di reksa dana.

Liputan6.com, Jakarta - Investasi mesti dilakukan sedini mungkin untuk mempersiapkan kehidupan di masa depan yang lebih baik. Mungkin saja, reksa dana menjadi ‎instrumen investasi yang tepat bagi Anda karena menawarkan imbal hasil yang menggiurkan.

Sayangnya, sebagian orang ragu karena merasa khawatir tidak mendapat untung justru menerima rugi. Praktisi sekaligus inspirator pasar modal Ryan Filber memiliki tips untuk mengantisipasi hal tersebut.

Dia mengatakan, dalam investasi reksa dana tentu tak terlepas dari peran Manajer Investasi (MI). Maka dari itu, dia merekomendasikan sebelum terjun ke reksa dana melihat historis atau sepak terjang MI itu sendiri.

"Logika dasarnya kalau MI sebegitu lama, melewati naik turunnya bursa tentu berpengalaman dan produknya juga diharapkan juga," kata dia Jakarta seperti ditulis Kamis (28/1/2016).

 



‎Langkah selanjutnya, melihat cara MI mempertahankan kinerja produk di saat pasar sedang tidak baik. Menurutnya, hal yang wajar jika MI mencatat kinerja yang bagus saat pasar juga bagus pula. Namun, sedikit MI mencatatkan kinerja yang bagus ketika pasar sedang anjlok.

‎"Kalau kalah terus sama indeks dia enggak jago-jago amat," tuturnya.

Kemudian, melihat dana kelolaan yang dimiliki MI. Semakin besar dana kelolaan menunjukan jika memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Meskipun disadari dengan dana kelolaan yang tinggi tak menjamin imbal hasil yang tinggi pula.

Dia juga mengatakan, ‎supaya sukses dalam investasi di reksa dana perlunya melakukan diversifikasi produk. Itu dilakukan untuk mengantisipasi kerugian ketika pasar turun.

"‎Konsep utama investasi itu diversifikasi. Beli tiga produk sama beda MI itu bukan diversifikasi," ungkapnya.

‎Setelah itu, dia bilang hal yang perlu diperhatikan ialah menyikapi penurunan pasar dengan baik. Menurutnya, sebagai investor tak perlu panik jika terjadi kinerja pasar tidak terlalu baik.

"Ketika pasar turun, bursa turun, investasi reksa dana rugi apalagi saham, waktu itu minus 3 persen mentok, indeks saja 10 persen. Ternyata bursa penurunan lebih 10 persen berkali-kali dari 2004. ‎Tidak pernah ada tahun yang tidak pernah absen dari penurunan. Pasar turun kenapa harus panik?" tutup dia. (Amd/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya