Allya Siska, Sosok Mandiri dan Petualang

Allya Siska juga miliki jiwa petualang. Ia pernah mempelajari banyak hal hingga Tunisia hingga Yordania.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 07 Jan 2016, 17:30 WIB
Allya Siska Nadya (sumber foto: facebook Allya Siska Nadya)

Liputan6.com, Jakarta Kepergian Allya Siska Nadya (33) untuk selama-lamanya mengguratkan kesedihan mendalam bagi keluarga. Apalagi penyebab meninggalnya Siska diduga karena terapi chiropractic yang dilakukan di sebuah klinik di kawasan Pondok Indah, Jakarta. Di luar hal itu, kenangan indah akan sosok Siska masih terekam jelas bagi keluarga. 

Sang kakak, Elvira, melihat Siska sebagai sosok yang amat mandiri. Ia tidak mau merepotkan banyak orang meski mengalami kondisi skoliosis dan kifosis.

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang berubah bentuk dari lurus menjadi melengkung, yang cenderung berbentuk huruf 'S'. Sementara kifosis merupakan kelainan tulang belakang dengan bentuk punggung yang tidak normal dan melengkung ke belakang lebih dari 50 derajat.

"Kondisi tubuh yang skoliosis saja sudah bisa membuat seseorang keletihan, apalagi Siska alami skoliosis dan kifosis. Hal ini bisa menganggu konsentrasinya. Namun ia tetap bertanggung jawab, ia terus berusaha, ia tidak mau bolos dari kantor," tutur Elvira dalam sambungan telepon dengan Health-Liputan6.com pada Kamis (7/1/2015).

Allya Siska Nadya (sumber foto: facebook Allya Siska Nadya)

Namun dengan keterbatasan yang dimiliki, Siska tetap berusaha memenuhi hasrat bertualang dalam dirinya. Siska senang sekali belajar hal-hal baru di tempat baru. Dia pernah ke Tunisia untuk magang lalu pernah juga ke Yordania untuk mempelajari Bahasa Arab.

Di mata Elvira, Siska memang lebih senang menyendiri namun ia amat setia kawan. "Pada saat pemakaman kami tidak menduga ada banyak sekali temannya datang. Padahal pada saat itu kami kesulitan untuk memberitahu teman-temannya saat pemakaman," tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya