Harga Emas Berkilau Usai Suku Bunga AS Naik

Sebelum pernyataan Fed, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari ditutup naik 1,4 persen.

oleh Nurmayanti diperbarui 17 Des 2015, 08:01 WIB
Emas batangan diperlihatkan petugas di kantor BNI Syariah, Jakarta, Senin (30/11). Harga jual-beli kembali (buyback) emas Antam turun Rp 1.000 usai akhir pekan kemarin naik di tengah turunnya harga emas global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, New York - Harga emas tetap berkilau usai Bank Sentral Amerika (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Melansir laman CNBC, Kamis (17/12/2015), harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi US$ 1.073,05 per ounce, di bawah sesi tertingginya US$ 1.078,20 per ounce.

Sebelum pernyataan Fed, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari ditutup naik 1,4 persen pada posisi US$ 1.076,80 per ounce.

Harga emas tetap stabil meski Komite Kebijakan Bank Sentral AS menetapkan kenaikan kisaran suku bunga acuan antara 0,25 dan 0,50 persen. Ini mengakhiri perdebatan panjang tentang apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menahan biaya pinjaman yang lebih tinggi.

"Harga emas tetap stabil kendati di bawah pernyataan kenaikan suku bunga pertama dalam sembilan tahun, " kata Tai Wong, Direktur BMO Capital Markets di New York.

Harga emas telah jatuh hampir 10 persen tahun ini. Sebagian besar disebabkan spekulasi kenaikan suku bunga AS.

Para pedagang logam mulia global berhati-hati menjelang pertemuan FOMC. Sebab, kenaikan suku bunga The Fed akan mengangkat dolar AS.

Hal tersebut akan membuat emas menjadi lebih mahal untuk pembeli asing yang membayar untuk logam mulia dengan mata uang lainnya. Hal ini membuat minat investor membeli emas berkurang sehingga akan menekan harga.

Kenaikan suku bunga juga membuat emas sulit untuk bersaing dengan aset lain seperti obligasi yang menawarkan bunga. (Nrm/Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya