Harga Minyak Dunia Naik Tipis Jadi US$ 44,18 per Barel

sementara minyak mentah Amerika Serikat anjlok jelang masa kontrak yang habis dan ditopang kelanjutan penambahan cadangan

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 20 Nov 2015, 06:51 WIB
Imbas turunnya harga minyak dunia ternyata mengguncang perusahaan-perusahaan besar migas di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Harga acuan minyak dunia Brent naik tipis pada perdagangan Kamis, sementara minyak mentah Amerika Serikat anjlok jelang masa kontrak yang habis dan ditopang kelanjutan penambahan cadangan.

Melemahnya dolar dan margin penyulingan yang kuat untuk bensin, yang bisa mendorong penyuling untuk mengubah lebih banyak minyak mentah menjadi bahan bakar motor, membantu membatasi level rendah pada minyak mentah.

Dolar jatuh hampir ke titik terendah dalam sepekan ini terhadap sejumlah mata uang DXY, membuat minyak mentah dan komoditas lainnya dalam mata uang lain lebih terjangkau seperti EUR.

Bensin berjangka AS RBc1 naik lebih dari 1 persen menjadi US$ 1,28 per galon di atas setelah laporan keterlambatan laporan Irving Oil memulai kembali produksi bensin pada level 300.000 barel per hari di kilang St John New Burnswick.

Brent berjangka LCOc1 ditutup naik 4 sen di US$ 44,18 per barel, setelah menyentuh level rendah di US$ 43,70 pada awal sesi.

West Texas Intermediate (WTI) berjangka CLc1 minyak mentah AS menetap 21 sen di US$ 40,54. Ini sebelumnya telah bentak bawah kunci dukungan US$ 40-a-barel untuk kedua kalinya sejak Rabu.

"Dolar tentu membantu komoditas hari ini," kata Scott Shelton, broker energi dan komoditas spesialis di ICAP di Durham, North Carolina dikutip dari laman reuters, Jumat (20/11/2015).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya