Mau Beli Rumah Rp 126 Juta di Jabodetabek? Ini Caranya!

BPJS Ketenagakerjaan resmi menjalin kerjasama dengan 6 pengembang serta perbankan pada hari ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 18 Nov 2015, 14:42 WIB
Pengunjung melihat pameran Real Estate Indonesia Expo 2015, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (14/11/2015). Pameran yang ke 27 ini akan berlangsung hingga 22 November 2015 mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan resmi menjalin kerjasama dengan 6 pengembang serta perbankan pada hari ini. Kerjasama tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan kepemilikan rumah bagi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya menerangkan dalam kerjasama itu itu menargetkan pembangunan rumah sebanyak 23 ribu unit. Adapun pembangunan tersebut akan dilakukan secara bertahap.

"Rumahnya tipe 36 sampai 60. Range harganya Rp 126,5 juta tertinggi Rp 500 juta," kata dia di Jakarta, Rabu (18/11/2015).

Dia mengatakan, rumah itu akan dibangun di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Dia bilang, untuk kepemilikan rumah tersebut diberikan syarat yang mudah.

"Untuk persyaratan pekerja yang dapat mengakses pinjaman rumah dalam program JHT minomum 1 tahun kepesertaan," katanya.

Lebih lanjut, bentuk kerjasama yang dijalin pengembang ialah bantuan pembiayaan perumahan dengan memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Pinjaman Uang Muka (PUM) kepada bank penyalur.

KPR yang diberikan merupakan KPR subsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan bunga 5 persen per tahun. Bagi KPR non subsidi atau nonMBR diberikan bunga sesuai BI rate ditambah 3 persen per tahun. Kedua jenis KPR tersebut maksimal hingga 20 tahun.

Lalu untuk PUM MBR diberikan bunga BI rate ditambah 3 persen per tahun. Tapi untuk nonMBR tidak dapat diberikan sesuai ketentuan BI.

Sebagai informasi, adapun 6 pengembang tersebut yakni  PT Kopel Lahan Andalan, PT Kalmar Jaya, PT Panen Artha Niaga Persada, PT Budi Langgeng Persada, PT Graha Nagara Indah, dan PT Budi Langgeng. Kemudian perbankan yang turut terlibat ialah Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN, dan Bank BJB. (Ahm/Ndw)

 
 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya