Pasca-Teror Paris, Polda Metro Jaya Perketat Kedubes Prancis

Teror bom menewaskan 150 orang di Paris, Prancis pada Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 15 Nov 2015, 13:05 WIB
Ratusan Polantas mengikuti apel gelar pasukan kesiapan banjir di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (10/11). Apel tersebut guna mempersiapkan pasukan dan infrastruktur pendukung untuk mengantisipasi banjir di Ibukota Jakarta. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Teror bom dan rangkaian penembakkan menewaskan ratusan orang di Paris, Prancis, pada Jumat 13 November 2015 malam. Pasca-kejadian itu, jajaran Polda Metro Jaya di Jakarta juga ikut bersiaga.

Petugas kepolisian memperketat keamanan di sejumlah kantor kedutaan besar, khususnya Prancis.

"Bapak Kapolda Metro Jaya merespons kejadian di Paris dengan berbagai tindakan. Kita maksimalkan pencegahan melalui patroli Sabhara dan Brimob, khususnya di Kedubes Prancis," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Muhammad Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (15/11/2015).

Iqbal mengatakan, seluruh satuan yang ada diminta untuk melakukan tindakan pencegahan. Patroli dilakukan oleh seluruh tingkatan kepolisan mulai Polda Metro Jaya, polres, polsek, hingga Babimkamtibmas.

"Kita lakukan pengawasan dan antisipasi di negara-negara Eropa, Australia, Amerika, dan terutama Prancis. Untuk Prancis kita tambah pasukan 3 tim dari Direktorat Pengamanan Objek Vital," tutur Iqbal.

Pengamanan itu akan melekat selama 24 jam. Gunanya untuk mencegah terjadinya aksi teror. Pasukan intelijen juga turut diterjunkan untuk mencegah adanya teror.

"Peran serta masyarakat juga kami perlukan. Masyarakat harus lebih peduli dengan kondisi sekitar, kalau ada yang mencurigakan langsung laporkan," pungkas Iqbal.

Sebelumnya, kelompok ISIS mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab terkait serangan yang menewaskan sekitar 150 orang di Paris, Prancis pada Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat.

Kelompok teroris itu menyatakan telah mengirim 'pejuangnya', yang diikat dengan sabuk bom bunuh diri dan membawa senapan mesin ke berbagai lokasi di jantung ibukota Prancis.

Serangan itu, kata kelompok ekstrem ini, dirancang untuk menunjukkan Prancis akan tetap menjadi target utama untuk kelompok 'jihad', selama negara ini terus menentang kebijakan mereka. (Ndy/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya