Oeang Republik Indonesia, Alat Pembayaran Pemersatu Bangsa

Sudah seharusnya seluruh warga negara Indonesia menggunakan rupiah sebagai alat tukar yang sah dalam bertransaksi di RI.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Okt 2015, 11:00 WIB
Kementerian Keuangan menggelar upacara dalam rangka perayaan Hari Uang Republik Indonesia. (Foto: Septian Deny/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelar upacara dalam rangka perayaan Hari Uang Republik Indonesia pada Sabtu, 31/10/2015). Upacara yang dimulai pada pukul 07.00 WIB tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Dalam sambutannya, Bambang menyatakan Oeang Republik Indonesia (ORI) merupakan mata uang yang pertama kali di miliki oleh Indonesia setelah merdeka.

"‪Peristiwa beredarnya Oeang Republik Indonesia (ORI) untuk pertama kalinya pada 30 oktober 1946 tentu bukan cerita biasa, melainkan sebuah momen bersejarah dan penuh semangat patriotisme," ujarnya di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Sabtu (31/10/2015).

Oeang Republik Indonesia (ORI) adalah mata uang pertama yang dimiliki Indonesia usai merdeka.


Menurut dia, Meski tidak berumur panjang, namun keberadaan ORI pada masa itu dinilai sangat penting. Pasalnya ORI mampu menggantikan mata uang buatan Belanda dan Jepang pada saat masa penjajahan berlangsung. Selain itu, ORI mampu menjadi alat pemersatu bangsa.

"Walaupun memiliki masa edar singkat, sejarah membuktikan bahwa ORI menjadi alat pemersatu bangsa sekaligus lambang kedaulatan negeri zamrud khatulistiwa," kata dia.

Saat ini, lanjut Bambang, Indonesia telah memiliki mata uang sendiri, bernama rupiah, yang telah menjadi alat pembayaran yang sah dan diakui oleh dunia selama puluhan tahun.

Dengan demikian, sudah seharusnya seluruh warga negara Indonesia menggunakan rupiah sebagai alat tukar yang sah dalam bertransaksi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kini rupiah merupakan alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI. Mata uang kebanggaan masyarakat Indonesia ini telah mengiringi perjalanan bangsa Indonesia selama puluhan tahun," tandasnya. (Dny/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya