Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali terjatuh pada perdagangan Kamis ini (29/10/2105) dikarenakan pernyataan Gubernur The Fed yang akan kembali membuka peluang atas kenaikan suku bunga AS pada tahun ini.
Mengutip Bloomberg, Kamis (29/10/2015), rupiah dibuka melemah di level 13.638 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan peuntupan Selasa yang ada di level 13.480 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berada pada kisaran 13.568 per dolar AS pada pukul 11.01 WIB.
Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada rentang 13.531 per dolar AS hingga 13.647 per dolar AS.
Sementara, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 68 poin menjadi 13.562 per dolar AS pada hari ini, dibanding dengan perdagangan kemarin yang ada di level 13.630 per dolar AS.
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga pada rapat yang diselenggarakan pada Rabu (28/10/2015) waktu setempat atau Kamis pagi waktu Jakarta. Namun the Fed menegaskan bahwa masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan yang akan dilakukan selanjutnya.
Apa yang menjadi keputusan the Fed untuk menahan suku bunga pada rapat kali ini sesuai dengan perkiraan dari para pelaku pasar. Namun langkah untuk tetap membuka peluang kenaikan suku bunga pada Desember nanti merupakan keputusan yang cukup mengejutkan bagi pelaku pasar.
"Iya karena momen the Fed semalam, pernyataan the Fed agak bersayap. Kalau data ekonomi (AS) menguat, kemungkinan akan menaikan suku bunga." kata Rully Nova, analis mata uang PT Bank Woori Saudara Tbk.
Rully juga mengatakan bahwa sentimen dalam negeri masih positif, pasar menyambut paket- paket kebijakan ekonomi yang digalakan pemerintah dengan hangat. Namun faktor eksternal yang masih menajadi tekanan tersebdiri bagi rupiah. Positif kalau domestik, cuman ekternalnya aja." Kata Rully.
Sebelumnya untuk menggariahkan ekonomi nasional, pemerintah menelurkan beberapa paket kebijakan ekonomi, diantaranya disambut cukup antusias seperti penurunan harga energi bagi industri, revaluasi aset untuk perusahaan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta individu.
Selain itu, pemerintah juga menghilangkan pajak berganda untuk Real Estate Investment Trust (REIT) dan penyederhanaan izin produk untuk perbankan syariah. (Ilh/Gdn)**
Pernyataan The Fed Lempar Rupiah ke 13.647 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terjatuh terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ini (29/10/2105) dikarenakan pernyataan The Fed.
diperbarui 29 Okt 2015, 12:05 WIBIlustrasi Rupiah (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Shin Tae-yong: Saatnya Timnas Indonesia Main di Olimpiade
Kesan dr. Tirta Jajal Trek Lari Merbabu Sky Race 2024: Tanjakannya Ekstrem, Pemandangannya Bagus Banget
Fadhilah Surat Al-Ikhlas agar Selamat dari Siksa Kubur, Baca di Waktu Ini
Dibayangi Sentimen Data Ekonomi AS hingga The Fed, Harga Emas Berpotensi Makin Berkilau?
Cuaca Indonesia Hari Ini Senin 29 April 2024: Hujan Mengguyur Mayoritas Wilayah Siang Nanti
IU Terharu Saat Baca Surat dari Penggemar, Janji Akan Lebih Sering Kunjungi Indonesia
Preman Pemalak Pedagang Duku Viral di Media Sosial, Polisi Buru Pelaku
Menang Tipis atas Tottenham Hotspur, Arsenal Bertahan di Puncak Klasemen
Presiden Palestina Minta AS Turun Tangan Hentikan Rencana Serangan Israel ke Rafah
Serunya Titik Kumpul Festival 2024 Hari Kedua Bareng Mahalini Hingga Parade Hujan, Begini Kata Penonton
Hari Ini, MK Mulai Sidangkan Sengketa Pileg 2024
4 Zodiak Ini Berkelas Banget Saat Putus Cinta