Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah belum menetapkan kabut asap sebagai bencana nasional.
Sebab, kata dia, jika statusnya bencana nasional, maka penegak hukum tidak bisa menindak pelaku pelanggaran hukum atas kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut.
"Tadi sudah saya sampaikan soal bencana nasional, kalau diartikan ini bencana nasional maka hanya akan mempersulit pemerintah untuk melakukan penindakan terhadap orang-orang yang melakukan pelanggaran," kata Luhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Luhut menyatakan, pemerintah akan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku pembakar hutan yang telah mengakibatkan kabut asap. Menurutnya, penindakan itu berdasarkan hukum yang ada di Indonesia.
"Kita sampaikan dulu sesuatu yang berkaitan dengan hukum. Sehingga kita punya tindakan lebih tegas kepada mereka (pelaku pembakar hutan)," tegas dia.
Pemerintah, lanjut Luhut, saat ini telah melakukan upaya-upaya serius untuk menanggulangi persoalan asap. Meskipun masih terkendala faktor El Nino yang menjadi salahsatu faktor penghambat utama upaya penanganan asap tersebut.
"Tapi hingga saat ini hotspot sudah jauh berkurang. Jarak pandang pun sudah cukup baik," tandas Luhut. (Dms/Mut)
Alasan Pemerintah Tak Jadikan Kabut Asap Sebagai Bencana Nasional
Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah belum menetapkan kabut asap sebagai bencana nasional.
diperbarui 16 Okt 2015, 14:26 WIBKetua DPR Setya Novanto, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menkes Nila F Moelok memberi keterangan usai menggelar pertemuan terkait kebakaran hutan dan kabut asap di Jakarta, Jumat (16/10). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kaesang Digadang Jadi Cawalkot Bekasi, Jokowi: Itu Urusan PSI
Banjir Brasil Buat Stadion Berubah bak Danau
VIDEO: Sukses Besar, Lamborghini Ingin Teruskan Kerja Sama dengan Pertamina Lubricants
AS Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel Lantaran Khawatir Akan Dipakai Serang Rafah
Kontroversi Penghargaan Pulitzer untuk Artikel New York Times Bernada Propaganda Anti-Palestina
Respons Gibran soal Ganjar Pilih Jadi Oposisi: Ya Udah Nggak Apa-Apa, Tidak Masalah
Bantu Anak Hadapi Misinformasi di Ruang Digital, Berikut Caranya
Jokowi: Pilkada Serentak Tidak Dimajukan, Tetap di November 2024
Selain Hari Kanker Ovarium Sedunia, Cek 2 Peringatan Lain pada 8 Mei
Austria Ikut Kembangkan BLK Vokasi Maritim di Makassar, Ini Targetnya
Pilkada Serentak 2024 di Malang Raya, Ada Gelagat Ramai Calon Perseorangan
Disingkirkan Dortmund, PSG Catat 2 Rekor Memalukan di Liga Champions