Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tetap melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Namun, skema yang digunakan dalam proyek tersebut adalah mekanisme business to business (B to B) yang artinya tidak menggunakan anggaran negara.
Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi Mustofa Juraid mengatakan, Kementerian Perhubungan mendukung skema yang B to B yang diusung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno tersebut.
"Itu adalah keputusan pemerintah. Pada sidang kabinet terbatas, proyek kereta cepat ini dilanjutkan dengan skema beda, bahwa itu B to B sama sekali tidak melibatkan anggaran kita, tidak ada jaminan dari pemerintah. Sebetulnya oke-oke saja jika memang ada swasta yang mau mengembangkan," ucapnya di Jakarta, Sabtu (3/10/2015).
Hadi menegaskan, Meskipun mendukung, Kementerian Perhubungan tidak akan ikut terlibat dalam proses pengembangannya. "Kementerian Perhubungan itu hanya dilibatkan saat penilaian, saat pengembangan tidak sama sekali, karena dianggap kementerian regulator, mungkin bagian terakhir baru dilibatkan," tegas dia.
Meski tidak melibatkan, Hadi mengungkapkan bahwa Kementerian Perhubungan mempunyai roadmap untuk membangun kereta cepat di Jakarta-Surabaya yang ditargetkan bisa bisa berjalan pada 2030.
"Meski tak dilibatkan secara menyeluruh, kami mempunyai road map. Memang (Jakarta-Bandung) ini tidak termasuk roadmap. Itu murni Kementerian BUMN dengan pendekatan bisnis. Roadmap kita dalam jangka panjang, untuk kereta cepat untuk Jakarta-Surabaya pada tahun 2030," pungkas Hadi.
Namun, Kementerian Perhubungan tetap akan memastikan hal-hal teknis untuk keamanan dan kenyamaman kereta cepat Jakarta- Bandung karena Kementerian Perhubungan merupakan regulator.
"Tapi soal keamanan, kenyamanan, masih kami yang memastikan. Selain itu untuk membuka jalur, itu kami selaku regulator," pungkas Hadi.
Diketahui, dengan adanya keputusan pemilihan B to B, BUMN Indonesia terus melakukan pendalaman dengan BUMN China untuk melakukan join venture agreement. Konsorsium BUMN, terdiri PT Jasa Marga Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PTPN VIII dan PT KAI akan menjalin hubungan dengan China yang diwakili oleh konsorsium di bawah China Railway Corporation.
Penggarapan kereta cepat Jakarta Bandung ini akan menggunakan pinjaman dari China Development Bank (CDB), di mana pinjaman tersebut mengambil porsi 75 persen dari total proyek. Nilai proyek sendiri ditaksir sekitar Rp 70-80 triliun. (Putu Merta/Gdn)*
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tak Masuk dalam Program Kemenhub
Dana untuk mengembangkan kereta cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan pinjaman dari China Development Bank (CDB).
diperbarui 03 Okt 2015, 12:31 WIBKereta Cepat Buatan Cina (Liputan6.com/Andrian M Tunay)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 PeristiwaArtis Rio Reifan Positif Sabu
10
Berita Terbaru
Jelang Lawan Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23, Erick Thohir: Mohon Doa agar Garuda Muda Bisa Membuat Indonesia Bangga
Harga Emas Antam Merosot Hari Ini 29 April 2024, Cek Daftar Lengkapnya
Umumkan Kehamilan Pertama, Ini 6 Potret Desy Genoveva Eks JKT48 dan Suami
Otoritas AS Ungkap Pelaku Penjarahan Artefak Zaman Majapahit Milik Indonesia
Mengenal Tari Rangkuk Alu dan Sejarah Hari Tari Sedunia yang Jatuh Hari Ini 29 April 2024
Prediksi Piala Asia U-23 2024 Timnas Indonesia vs Uzbekistan: Demi Tiket Olimpiade Paris
10 Mata Uang Tertinggi di Dunia 2024, 4 Teratas dari Negara Islam
Cek Fakta: Tidak Benar Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Timnas Indonesia di Piala Asia U-23
Umi Pipik Kenang 11 Tahun Ustaz Jefri Al Buchori Meninggal Dunia, Curhat Perjuangan Mendidik Anak-anaknya Jadi Saleh dan Salihah
Tabungan Danamon Save Cocok Buat Kamu yang Ingin Gapai Kebebasan Finansial, Ini Keuntungannya!
Catat! 5 Wisata Bahari di Indonesia Timur Ini Wajib Kamu Kunjungi Sekali Seumur Hidup
MK Sidangkan 297 Perkara Sengketa Pileg 2024, Digelar Secara Paralel