Liputan6.com, New York - Harga emas pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) terjatuh. Penyebab utama yang membuat harga emas melemah adalah kenaikan data lapangan kerja baru di Amerika Serikat (AS) yang memperkuat harapan akan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed).
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (1/10/2015), harga emas untuk pengiriman Desember yang merupakan kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan, turun US$ 11,60 per ounce atau 1 persen sehingga menetap di angka US$ 1.115, 20 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Echange.
Sepanjang September kemarin, harga emas telah melemah 1,5 persen. Sedangkan jika dihitung dari awal tahun, harga emas telah mengalami penurunan 5,8 persen.
Harga emas mengalami tekanan setelah para pengusaha di sektor swasta AS melaporkan bahwa mereka telah menambah lapangan kerja baru kurang lebih 200 ribu pekerjaan baru pada September 2015. Data tersebut berasal dari Automatic Data Processing Inc dan dikuatkan oleh estimasi dari Moody Analytics.
Data tersebut memberikan sedikit angin segar bagi Amerika Serikat di saat terjadi pengurangan tenaga kerja di sektor energi karena penurunan ahrga minyak dan di sektor industri manufaktur karena perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
"Data tersebut memberikan tekanan yang kuat kepada harga emas," jelas Senior Market Strategist, LaSalle Futures, Chicago, AS, Charles Nedoss.
Tekanan kepada harga emas akan semakin besar jika data tenaga kerja yang bakal dikeluarkan oleh Departemen tenaga kerja AS pada Jumlah Jumat besok menunjukkan perbaikan.
Dengan membaiknya data-data tenaga kerja tersebut akan memperbesar keyakinan pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan segera menaikkan suku bunga pada Desember nanti.
Harga emas harus berjuang keras untuk menahan pelemahan beberapa pekan belakangan ini karena data-data yang dikeluarkan oleh pemerintah AS selalu menunjukkan perbaikan. Hal tersebut mendorong semakin terwujudnya rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Pada pertemuan yang diadakan pertengahan september lalu, Gubernur The Fed Janet Yellen menahan diri untuk menaikkan suku bunga pada bulan kesembilan kemarin. Ia melihat bahwa data-data yang ada belum bisa meyakinkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.
Namun dalam pernyataannya, The Fed sudah berkomitmen untuk segera melakukan pengetatan kebijakan moneter di tahun ini. Artinya kemungkinan besar suku bunga akan naik pada Desember mendatang. (Gdn/Zul)
Lapangan Kerja AS Naik, Harga Emas Tertekan
Harga emas untuk pengiriman Desember yang merupakan kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan, turun US$ 11,60 per ounce.
diperbarui 01 Okt 2015, 06:49 WIBIlustrasi Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Energi & TambangBP AKR Kerek Harga BBM Mulai 1 Mei 2024, Cek Daftar Lengkapnya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
PKB Sodorkan Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo?
Ketua PDIP Jatim: Bu Risma Tidak Saya Rekomendasi di Pilkada Jatim 2024
Makanan Ramah Lingkungan Menunggu Timnas Indonesia U-23 Bila Lolos ke Olimpiade Paris 2024
2 Mei Hari Harry Potter Internasional, Potterhead Wajib Tahu Sejarahnya
7 Fakta Menarik Tentang Merkurius yang Jarang Diketahui
Orang yang Ruhnya Diperlakukan Istimewa dan Dibalur Wewangian Surga, Siapa Dia?
OPM Bakar Gedung SDN Inpres di Intan Jaya Papua
2 Wanita TPPO di Sijunjung Sumbar Ditangkap, Ini Kronologi dan Motif Pelaku
Cerita Suami Istri Pilih Daftar Haji daripada Beli Mobil dan Rumah, Rezeki Mengalir 5 Bulan Setelahnya
Lebih Baik Tidur jika Sholat Tahajud tapi Tujuannya Seperti Ini, Kata Gus Baha
Edy Rahmayadi Daftar Bakal Calon Gubernur Sumut ke PKB
Rumah Mewah Baru Ruben Onsu dan Sarwendah Hampir Rampung, Ada Lift dan Balkon Berumput