Investor Khawatir Ekonomi Global Bikin Bursa Asia Tertekan

Indeks saham MSCI Asia Pasifik turun 1 persen mengikuti gerak Wall Street yang tertekan pada akhir pekan lalu.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Sep 2015, 08:42 WIB
Beberapa orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks pasar saham terbesar di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/2015). Meskipun Nikkei mengalami kenaikan pada Jumat pagi, tetapi tertutupi oleh penurunan tajam di Fast Retailing Co. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia melemah di awal pekan ini. Gerak bursa saham Asia mengikuti Wall Street tertekan pada akhir pekan lalu setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga tetap rendah.Ini mengangkat kekhawatiran baru pertumbuhan ekonomi global terutama China.

Indeks saham MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 1 persen. Indeks saham Korea Selatan melemah 1,4 persen. Diikuti indeks saham Australia melemah 2,6 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX turun 0,5 persen. Sedangkan bursa saham Jepang libur panjang memperingati libur Respect for The Aged Day, Bridge Holiday, dan Autumn Equinox.

Seperti diketahui, bursa saham AS melemah lebih dari 1,3 persen pada Jumat pekan lalu. Hal itu lantaran gubernur bank sentral AS Janet Yellen tetap mempertahankan suku bunga di tengah prospek ekonomi global yang belum pasti.

"Saat ini kebijakan moneter telah berubah. Fokus pelaku pasar kini menurun setelah pertemuan The Fed pada pekan lalu. Jika risiko pasar yang muncul, ditambah dengan pertumbuhan ekonomi rendah telah mempengaruhi keputusan The Fed, ketidakpastian itu memperkuat persepsi pelaku pasar," ujar Evan Lucas, Analis IG seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (21/9/2015)

.Pada pekan ini, investor akan fokus pada rilis data aktivitas bisnis China dan zona Euro. Ekonom memperkirakan, kalau aktivitas pabrik China naik menjadi 47,5 pada Agustus 2015 dari posisi 47,1. Di pasar keuangan, indeks dolar AS kini menguat 0,4 persen menjadi 95,214 pada awal pekan. Euro pun sedikit berubah menjadi US$ 1,1298. (Ahm/Igw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya