Ini Perbedaan 'Revolusi Mental' Korsel dan Indonesia

Marwan menyebut, Korsel menjalankan konsep mirip revolusi mental melalui gerakan desa baru Saemul Undong.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Agu 2015, 15:32 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa dan PDTT, Marwan Jafar](2299944 "") menyebut konsep revolusi mental ternyata tidak hanya ada di Tanah Air. Namun juga di Korsel. Hal tersebut diketahui, usai bertemu dengan Wakil Menteri Dalam Negeri dan Pelayanan Publik Korsel, Chung Chae Gun.

Marwan menyebut, Korsel menjalankan konsep mirip revolusi mental melalui Saemul Undong (Gerakan Desa Baru).

"Di sini ada pembangunan desa, menggerakan desa di sana juga punya, namanya Saemaul Undong," ucap Marwan di kantornya, Selasa (25/8/2015).

"Di sini konsepnya seperti menggerakan revolusi mental bangsanya, melalui pemimpin desa. Dan itu digerakkan secara nasional dalam rangka menggerakan pembangunan desa," sambung dia.

Dia menambahkan, demi melihat pelaksanaan program Saemaul Undong yang hampir serupa dengan revolusi mental, Pemerintah Korsel akan segera mengundangnya ke negara tersebut.

Rencananya, Marwan akan terbang ke Korsel pada November ini.

Meski demikian, dijelaskan Politisi PKB ini, ada perbedaan antara gerakan revolusi mental di Korsel dan Indonesia. Perbedaan ada pada tingkat partisipasi masyarakatnya, yang mana Indonesia harus belajar banyak dari Negeri Gingseng.

"Cuma bedanya lebih kuat gerakan revolusi mentalnya melalui partisipasi masyarakatnya, kalau kita masih di guidance, pemerintah masih guidance," papar Marwan.

Marwan pun berharap, ke depannya pasrtisipasi masyarakat pada hal itu akan lebih dari masa sekarang. Sehingga lewat revolusi mental keinginan agar Indonesia menjadi negara maju di masa mendatang dapat terwujud. (Tnt/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya