Investor Australia Minat Investasi Kapal dan Garam di RI

BKPM dapat menjaring minat investasi dari investor Australia dengan nilai total US$ 140 juta.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Agu 2015, 15:22 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani saat memberi keterangan kepada awak media di KPK, Jakarta, Selasa (6/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah investor Australia menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan investasi di Indonesia. Salah satunya yaitu di sektor pengolahan garam.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengatakan ketertarikan ini merupakan hasil dari kegiatan business forum dan one-on-one meeting yang dilakukannya dengan investor Australia di kota Melbourne.

Dia menyatakan, BKPM berhasil menjaring minat investasi dari dari sejumlah investor negeri kanguru tersebut dengan nilai total mencapai US$ 140 juta. Angka ini berasal dari empat perusahaan yang bergerak di bidang industri cat dan perekat sebesar US$ 15 juta, perkapalan senilai US$ 50 juta, fasilitas pelabuhan sebesar US$ 30 juta dan pengolahan garam senilai US$ 35 juta.

Franky mengatakan, minat tersebut seluruhnya dapat dikategorikan serius karena masing-masing investor sudah memiliki calon mitra lokal di Indonesia dan tahap pencarian lahan atau lokasi.

"Investor Australia yang menyatakan minatnya seluruhnya sudah memiliki rencana bisnis dan memilih lokasi investasi yang tepat. Sebagai contoh untuk industri pembuatan kapal, mereka sudah memiliki calon mitra lokal, memilih lokasi pabrik di Makassar atau Lampung," ujar Franky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Franky juga menegaskan, BKPM akan mengawal minat investasi tersebut karena dapat mendukung program pemerintah terkait pengembangan tol laut, khususnya untuk investasi perkapalan dan fasilitas pelabuhan.

"Mereka juga memiliki rencana bisnis menjadikan Indonesia sebagai basis produksi pembuatan kapal, antara lain untuk jenis kapal patroli berukuran 40-60 meter dengan kecepatan 45 knot. Mereka memperkirakan pembuatan satu kapal besar dapat menyerap 300-400 orang tenaga kerja. Jadi potensi penyerapan tenaga kerjanya ribuan," jelas Franky.

Menurut dia, saat pertemuan one-on-one meeting tersebut, investor Australia mengatakan dapat membuat kapal berteknologi tinggi yang memungkinkan perjalanan Jakarta-Surabaya dapat ditempuh selama 10 jam dan Jakarta-Lampung dalam jangka waktu 3 jam.

"Hal ini tentu dapat berkontribusi mengatasi masalah logistik sebagai salah satu tujuan dari program Tol Laut," kata dia.

Selain investor di sektor perkapalan, catatan penting lainnya yaitu ada minat investasi untuk pengolahan garam industri. Franky menilai, investor tersebut sedang mencari lahan yang tepat di Kupang, NTT atau Bima, NTB.

"BKPM akan mengawal intensif minat investasi ini karena selain dapat menjadi penggerak ekonomi di wilayah Nusa Tenggara, juga dapat berkontribusi mengurangi impor garam industri yang senantiasa menjadi persoalan setiap tahun," ujar Franky. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya