Hanura: Sampaikan Kritik, Rizal Ramli Bisa Langsung ke Jokowi

Harusnya, kata Dossy, Rizal Ramli tidak perlu menyampaikan ke publik jika memang mempunyai kritik terhadap program pemerintahan.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 19 Agu 2015, 18:11 WIB
Lima menteri baru dan satu Sekretaris Kabinet saat pengambilan sumpah jabatan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Presiden Jokowi me-reshuffle sejumlah menteri Kabinet Kerja sekaligus melantik menteri baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi Partai Hanura Dossy Iskandar mengingatkan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli agar tidak membuat gaduh kabinet. Sikap Rizal Ramli yang terus berbeda dengan pemerintah dikhawatirkan bakal berdampak negatif terhadap kondisi ekonomi saat ini.

"Bahayanya, orang yang tidak suka akan justifikasi bahwa kabinet tidak solid, bisa memicu kegaduhan baru. Itu bahayanya. Investor mau masuk jadi ragu-ragu," kata Dossy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Seharusnya, kata Dossy, Rizal Ramli tidak perlu menyampaikan ke publik jika memang mempunyai kritik terhadap program pemerintahan. Kritik itu bisa disampaikan langsung secara tertutup dalam rapat kabinet.

"Kalau dia tidak setuju, banyak salurannya. Bisa melalui sidang kabinet atau lapor langsung ke Presiden," tegas dia.

Dossy mengakui, sebagai ekonom Rizal memang mempunyai pengetahuan luas mengenai ekonomi. Namun, saat ini Rizal sudah berstatus sebagai Menko Kemaritiman. Karena itu Rizal harus fokus kepada tugas dan wewenangnya.

"Soal ekonomi sampaikan saja ke Pak Darmin Nasution (Menko Perekonomian) atau menteri teknis. Kan ada koordinasi antara 4 Menko," ucap dia.

Rizal Masih Cari Formula

Sementara itu, Ketua DPP Partai Nasdem Akbar Faizal menyesalkan sikap Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk berdebat di depan umum. Dia meminta Rizal yang baru beberapa hari dilantik untuk lebih menenangkan diri.

"Tak elok Menko yang baru dilantik lalu minta berdebat," kata Akbar.

Anggota Komisi III DPR ini berujar, seharusnya Rizal mencari cara untuk berkomunikasi dengan internal pemerintahan agar perbedaan tersebut tak meruncing. Sebagai ekonom yang biasa mengkritik pemerintah melalui media massa, Rizal dinilai belum terbiasa menyampaikan kritik secara langsung.

"Pak Rizal Ramli masih cari formulasi untuk komunikasi dengan anggota kabinet. Saya yakin ini akan selesai dan fokus," ujar dia.

Akbar sendiri mengaku sudah menghubungi Rizal terkait masalah ini. Dia meminta Rizal lebih memperhatikan caranya berkomunikasi dengan anggota kabinet kerja lainnya.

"Saya minta cooling down untuk fokus pada rencana kerja," tandas Akbar.

Pernyataan Kontroversial

Sejak diangkat menjadi Menko Kemaritiman, sosok Rizal Ramli menjadi sorotan publik. Hal ini terkait pernyataan-pernyataannya yang kontroversial.

Selain mengkritisi aksi bisnis Garuda Indonesia membeli pesawat wide body Airbus 380 dinilai tidak cocok dan berpotensi merugikan perseroan, Rizal juga mengkritisi program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) yang‎ dicanangkan Presiden Jokowi.

Menurut Rizal, target pemerintah membangun proyek kelistrikan 35 ribu MW terlalu besar. Maka dari itu, pemerintah akan melakukan evaluasi atas target tersebut.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menanggapi omongan menteri barunya tersebut dengan santai. JK meminta Rizal untuk terlebih dahulu memahami mengenai proyek tersebut sebelum menyampaikan pernyataan ke umum. Karena membangun pembangkit dengan kapasitas 50 ribu MW sangat mungkin dilakukan.

Bahkan, Rizal juga telah ditegur oleh Jokowi atas pernyataan tersebut. ‎"Pak Presiden sudah menegur menelepon Pak Rizal Ramli waktu itu mempermasalahkan soal pengadaan soal pesawat," kata anggota Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki di Istana Merdeka, Senin 17 Agustus 2015 malam. (Ado/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya