Liputan6.com, Jakarta - Dua pidato Presiden Joko Widodo atau Jokowi di hadapan anggota majelis sidang tahunan MPR/DPR/DPD mendapat respons cukup baik dari jajaran menteri Kabinet Kerja. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menilai apa yang disampaikan Jokowi merupakan harapan rakyat Indonesia yang harus dijawab dengan bekerja keras.
"Harus dilakukan bergotong royong, bersinergi, bersatu padu bagaimana kita bisa menjalani semua masalah yang ada di bangsa ini dengan optimis dalam menyambut HUT RI. Saya berharap ini bukan hanya satu imbauan tapi memang hal yang harus kita lakukan bersama dan dilakukan dalam satu gerakan nasional," ujar Puan di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Puan juga mendukung pernyataan presiden Jokowi yang meminta agar tiap lembaga negara bersatu padu dan tidak mengedepankan ego sektoral dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
"Memang semua lembaga negara itu harus bersatu padu sesuai dengan tupoksi masing-masing, tidak ada ego sendiri-sendiri, tapi bagaimana menyelesaikan masalah yang selesai dengan kesepakatan musyawarah dan mufakat dgn azas gotong royongnya, jangan kemudian itu menjadi suatu hal yang sensasional," kata Puan.
Sementara itu, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan menilai Pidato Presiden sangat realistis dan menggambarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini.
"Ini mencerminkan kita punya masalah, kita menginventarisasi masalah, kita mengatasi masalah itu. Beliau mengatakan, misalnya infrastruktur, beliau mengatakan mengurangi subsidi sekitar Rp 240 triliun, itu lah modal dasar kita. Memang, pasti akan berpengaruh pada harga sementara, tapi lihat satu tahun ke depan, kita lihat perubahan," papar Luhut.
Dalam pidato kenegaraan di dalam sidang bersama DPR dan DPD, Jokowi menyampaikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Sebagai bangsa yang besar, menurut Presiden Jokowi, Indonesia harus percaya diri dan optimis dapat mengatasi segala persoalan yang menghadang di hadapan kita.
"Selama ini kita terjebak pada pemahaman bahwa melambannya perekonomian global, yang berdampak pada perekonomian nasional adalah masalah paling utama," ucap Jokowi.
"Padahal kalau kita cermati lebih seksama, menipisnya nilai kesantunan dan tata krama. Sekali lagi, menipisnya nilai kesantunan dan tata krama, juga berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa," tegas Jokowi.
Dia menyoroti menipisnya budaya saling menghargai, mengeringnya kultur tenggang rasa, baik di masyarakat maupun institusi resmi seperti lembaga penegak hukum, organisasi kemasyarakatan, media, dan partai politik.
"Semua itu menyebabkan bangsa ini terjebak pada lingkaran ego masing-masing. Hal ini tentu saja menghambat program aksi pembangunan, budaya kerja, semangat gotong royong, dan tumbuhnya karakter bangsa," papar Jokowi. (Mut)
Pidato Jokowi di DPR Dinilai Realistis dan Sesuai Harapan Rakyat
Pidato Presiden Jokowi di hadapan anggota majelis sidang tahunan MPR/DPR/DPD mendapat respons cukup baik dari jajaran menteri Kabinet Kerja.
diperbarui 14 Agu 2015, 14:52 WIBSuasana dalam sidang tahunan MPR RI Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2015). Sidang dihadiri 470 anggota MPR RI. Hadir pula para menteri Kabinet Kerja, pimpinan lembaga negara, dan perwakilan duta besar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 InternasionalPanas Ekstrem Diduga Tewaskan 2 Orang di India
7 8 9 10
Berita Terbaru
BI Bakal Tambah Insentif Likuiditas Rp 81 Triliun ke Perbankan
Pemkot Depok Cari Solusi Tangani Banjir dan Jalan Penghubung 2 Kecamatan yang Terputus
CEO Microsoft Satya Nadella: Kami Ivestasi Rp 28 Triliun di Indonesia untuk Kembangkan AI dan Data Center
140 Kata-kata Gombal buat PDKT, Cara Mengambil Hati Gebetan
Ini Peran Bos Sriwijaya Air Hendry Lie dan Adiknya Fandy Lingga di Kasus Korupsi Timah
Polisi di Tulungagung Ditangkap Karena Terlibat Kasus Pembelian Sabu
Gaya Memesona Anne Hathaway Hadiri Premier The Idea of You
Menag Yaqut Tegaskan Ibadah Haji Kini Hanya Bisa Pakai Visa Resmi dari Arab Saudi
Kunjungan ke Banyuwangi, Jokowi akan Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik
Belanda Pertimbangkan untuk Kembali Beri Bantuan ke UNRWA
Gunung Ruang Kembali Erupsi, Status Tanggap Darurat Diperpanjang hingga 14 Mei 2024
Pabrik dan Pusat Pengembangan Kendaraan Listrik BYD Bakal Berdiri di Subang