LPJ Ketua Umum PBNU: Ada Badan Otonom NU di Belanda dan Hong Kong

"PBNU juga terus kampanye kesetaraan gender di Afganistan melalui delegasi yang dikirim ke sana," imbuh Said

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Agu 2015, 06:51 WIB
Ketua PBNU Said Aqil Siradj (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jombang - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang Jawa Timur pada Senin 3 Agustus 2015.

Dalam laporan di hadapan para muktamirin, dia menyampaikan bahwa seluruh program yang sudah dilaksanakannya adalah program bidang politik, hukum, perdamaian dunia, sosial masyarakat, pendidikan, dan kesehatan.

Said menekankan bidang perdamaian dunia dan sosial. PBNU sudah menjalankan program antiradikalisme, membuat lajnah dan badan otonom NU di luar negeri, selain pembentukan pengurus cabang istimewa yang baru.

"Beberapa negara seperti Hong Kong, Korea Selatan, dan Belanda sudah terbentuk dan berjalan. Ini sebagai salah satu upaya menangkal paham radikalisme terhadap umat Islam di dunia," tutur Said, Senin (3/8/2015) malam.

Said menambahkan, ‎dari sisi Syuriyah dan Tanfidzyah, selama 3 tahun terakhir, PBNU sudah mengirimkan delegasi untuk jadi peserta aktif di Global Peace. Melalui program itu, PBNU mempromosikan Islam ahlus sunnah wal jamaah kepada nonmuslim dunia.

"PBNU juga terus kampanye kesetaraan gender di Afganistan melalui delegasi yang dikirim ke sana," imbuh Said

Said memaparkan kepada para muktamirin, pada 2010 saat baru terpilih, PBNU memiliki uang kas Rp 70 juta. "Dan saat ini, PBNU memiliki uang kas senilai Rp 2 miliar," lanjut dia.

Dia juga menjelaskan mengenai program pendidikan selama menjadi Ketua Umum PBNU. "Kami berhasil membangun 24 Universitas dan Sekolah Tinggi NU. Padahal rekomendasi Muktamar ke-32 hanya meminta membangun 5 universitas," pungkas Said. (Mvi/Rmn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya