Presiden Turki: Toleransi Keharusan, Islam Menolak Terorisme

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berharap ke depannya tidak terjadi konflik sektarian di negara Islam atau mayoritas Muslim.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 31 Jul 2015, 16:00 WIB
Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan tak sendirian. Nampak Menteri Perdagangan Rahmat Gobel turut menemani. (Silvanus Alvin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menggarisbawahi masalah besar yang terjadi di negara Islam dan mayoritas muslim. Dia menilai itu merupakan konflik yang tak kunjung usai.

Bahkan, menurut dia, pertikaian seperti itu melibatkan sesama umat muslim atau konflik sektarian.

Melihat hal tersebut, Erdogan menegaskan sangat menyayangkan konflik-konflik sektarian yang bisa terjadi. Sebab Islam merupakan agama yang mengajarkan toleransi.

"Toleransi adalah keharusan dan bisa menjadi solusi dari masalah-masalah yang ada. Islam memang mengajarkan umatnya untuk melindungi agamanya, tetapi menolak terorisme," tegas Erdogan di Kantor Lemhannas, Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Dia pun mengharapkan agar ke depannya tidak terjadi konflik sektarian di negara Islam atau mayoritas muslim. Terutama negara tetangga Turki seperti Suriah.

Erdogan datang ke tanah air sejak Kamis 30 Juli 2015. Selain menyampaikan pidato di Kantor Lemhannas, beberapa agenda penting menanti orang nomor satu di Negeri Ottoman tersebut.

Salah satunya adalah melalukan kunjungan kehormatan ke Presiden Joko Widodo. Lawatan ke Indonesia ditujukan untuk memperkuat hubungan antara RI dengan Turki. (Tnt/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya