8 Korban Jatuhnya Hercules di Medan Diterbangkan ke Yogyakarta

Upacara penyambutan jenazah secara militer disiapkan di Jogja. Sebab, para korban meninggal saat menjalankan tugas negara.

oleh Yanuar H diperbarui 01 Jul 2015, 11:40 WIB
Saat belok kanan, pesawat itu jatuh dan menimpa Pertokoan Golden Vista di Jalam Jamin Ginting Medan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebanyak 8 korban tewas jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, rencananya bakal diterbangkan ke Yogyakarta, DIY. Termasuk di antaranya jenazah sang kopilot, Lettu Penerbang Pandu Setiawan.

Seperti diungkapkan Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta, Hamdi Londong. Namun, Hamdi mengaku belum mengetahui pasti kapan jenazah-jenazah itu bakal dipulangkan.

"Belum tahu kapan akan diterbangkan ke sini. Belum tahu. Yang jelas ada 8 orang yang akan dibawa ke Yogya," ujar Hamdi saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu (1/7/2015).

Hamdi menjelaskan, 6 dari 8 korban itu diketahui memang berasal dari Yogyakarta. Sementara 2 lainnya berasal dari Purwokerto dan Klaten, Jawa Tengah, yang lokasinya dekat dengan Yogyakarta.

"Ada 8 (yang diterbangkan ke Yogyakarta). Kan Paskhas (Pasukan Khas TNI AU) ada 4, kopilot Pandu," papar Hamdi.

"Lalu kru pesawat C-130 atas nama Rizal Julfikar dari Klaten. Lalu anggota Satrad (Satuan Radar) ada dua, yaitu Agus di Sendang Tirto Berbah, Sleman, DIY. Dan satu lagi Serka Purwono dinas di TPI tapi orangnya di Purwokerto tapi turun di Yogya," imbuh dia.

Hamdi menuturkan, jajarannya bakal menggelar upacara penyambutan jenazah secara militer. Ini karena para korban meninggal saat menjalankan tugas negara.

"Nanti penyambutan secara militer. Sudah disiapkan penyambutannya. Kita nunggu informasi selanjutnya," tandas Hamdi.

Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Ginting, Medan, Selasa siang kemarin pukul 11.48 WIB. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yaitu pengiriman logistik.

Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Shandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) dan menginformasikan terjadi kerusakan sehingga pihak menara menyarankan pesawat berbelok. Saat berbelok, pesawat jatuh di pemukiman warga. (Ndy/Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya