Diserbu PKL Monas, Satpol PP Sebut Penyerangan Sangat Serius

Para PKL yang biasa berjualan di kawasan Monas, turut merusak sejumlah fasilitas yang ada di tempat kuliner Lenggang Jakarta

oleh Sugeng Triono diperbarui 21 Jun 2015, 00:46 WIB
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan menutup semua akses pintu masuk Taman Monumen Nasional bagi pedagang kaki lima liar mulai Juni mendatang. , Jakarta, Rabu (14/5/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) menyerang sejumlah personel Satpol PP DKI yang tengah bertugas di kawasan Pintu Timur Monas, Jakarta Utara malam tadi sekitar pukul 19.00 WIB. Tidak hanya menyerang, para PKL yang biasa berjualan di kawasan itu turut merusak sejumlah fasilitas yang ada di tempat kuliner Lenggang Jakarta.

Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, penyerangan tersebut dilakukan saat para petugas Satpol PP sedang berbuka puasa. Ratusan PKL tiba-tiba datang menyerang dengan menggunakan senjata tajam dan balok kayu.

Tak sampai di situ, PKL yang semakin geram karena diduga tidak boleh berjualan di lokasi tersebut juga sempat membakar sebuah tenda yang biasa digunakan petugas.

Kejadian ini tidak hanya membuat petugas Satpol PP ketakutan. Namun sejumlah pengunjung dan penjual yang berada di lokasi turut berlarian untuk menyelamatkan diri karena takut terkena senjata tajam milik PKL.

"Petugas di lapangan tiba-tiba diserang dan dilempari batu. Petugas segera kita tarik mundur," tutur Kepala Seksi Operasional Satpol PP DKI Jakarta, Sugianto, Sabtu (20/6/2015) malam.

Tidak ada korban jiwa dalam penyerangan tersebut. Namun, menurut Sugianto, terdapat 6 sepeda motor yang terparkir di sekitar lokasi yang dirusak oleh ratusan PKL tadi.

Menanggapi peristiwa ini, Sugianto menjelaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. Satpol PP bersama pihak kepolisian akan berkoordinasi untuk mengambil tindakan atas penyerangan ini.

"Penyerangan kepada petugas ini sangat serius, apalagi sudah melakukan perusakan. Kita akan koordinasikan untuk tindakan selanjutnya," tandas Sugianto. (Ans/Vra)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya