Setop Serangan ke Yaman, Arab Saudi Operasikan 'Restoring Hope'

Gempuran udara Arab Saudi ke pemberontak Houthi di Yaman selama 4 minggu, dinyatakan tidak lagi mengancam warga sipil di Ibukota Sanaa.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Apr 2015, 07:12 WIB
Gempuran udara Arab Saudi ke pemberontak Houthi di Yaman selama 4 minggu, dinyatakan tidak lagi mengancam warga sipil di Ibukota Sanaa.

Liputan6.com, Sanaa - Koalisi pimpinan Arab Saudi mengakhiri serangan udaranya atas kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Operasi koalisi yang diberi nama Decisive Storm itu disebut sudah mencapai tujuan militernya.

"Kini dilakukan sebuah operasi baru yang diberi nama Restoring Hope, ditujukan untuk upaya penyelesaian krisis politik di Yaman dan keamanan serta kontraterorisme di dalam negeri," demikian seperti dilaporkan stasiun TV pemerintah Yaman seperti dikutip dari BBC, Rabu (22/4/2015).

Dilansir dari VOA News, setelah gempuran udara selama empat minggu itu pihak Arab Saudi mengatakan pemberontak Houthi tidak lagi mengancam warga sipil Yaman. Begitu pula negara-negara lain termasuk negara yang kaya akan minyak itu.

Kini, koalisi akan memulai tahap baru dengan memusatkan perhatian pada transisi politik dan membantu warga sipil. Selain terus mencegah pergerakan milisi Houthi di seluruh penjuru Yaman.

Kendati demikian, Arab Saudi juga tidak menutup kemungkinan memulai lagi serangan udara jika terjadi konflik berulang.

Iran, yang dituduh memasok senjata bagi pemberontak Houthi, menyebut pengumuman itu sebuah 'langkah maju' menuju solusi politik.

Yaman menghadapi krisis politik dan militer dengan kelompok Houthi menguasai beberapa wilayah di negara itu, termasuk sebagian ibukota Sanaa.

Pada Senin 20 April, serangan udara atas pangkalan rudal di ibukota Sanaa menewaskan sedikitnya 18 orang dengan 300 lainnya cedera.

Tak lama setelah serangan tersebut, ledakan menghantam gedung Kedutaan Besar RI (KBRI) di Sanaa. Namun Kementerian Luar Negeri Indonesia menegaskan bangunan itu bukan sasaran serangan, melainkan hanya terkena dampaknya.

PBB mengatakan konflik di Yaman sejauh ini menyebabkan serkitar 150.000 orang mengungsi dan sedikitnya 12 juta orang menghadapi kekurangan pangan. (Tnt)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya