Meski Stok Menipis, Pemerintah Tak Impor Beras

Setelah dilakukan uji coba konsumsi, kebutuhan beras di Indonesia hanya sekitar 27 juta ton hingga 28 juta ton beras per tahun.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 31 Mar 2015, 19:01 WIB
Pekerja melakukan aktifitas pengangkutan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (24/2/2015). Harga beras sejak 9 Februari 2015 melonjak hingga 30 persen, hal ini disebabkan belum meratanya panen di daerah produsen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah tidak akan mengimpor beras pada tahun ini. Menurutnya, stok beras dalam negeri memang telah menipis, namun karena saat ini telah memasuki musim panen maka stok tersebut akan kembali normal.

"Kan bulan ini petani-petani sudah panen, jadi memang secara terus menerus akan terjadi supply lebih baik meskipun konsumsi jalan terus. Jadi beras itu kan konsumsinya terus, tapi produksinya yang turun naik. Pada waktunya nanti kalau panen raya ya pasti supply padi," kata Jusuf Kalla, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Ia juga menuturkan setelah dilakukan uji coba konsumsi, kebutuhan beras di Indonesia hanya sekitar 27 juta ton hingga 28 juta ton beras per tahun. Sampai saat ini, produksi dalam negeri masih memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut.

"Selama supply-nya cukup ya sebenarnya setelah kami uji coba konsumsi nasional hanya kira-kira 27 juta ton sampai 28 juta ton beras. jadi mungkin produksi itu sekitar 45 juta ton hingga 46 juta ton padi, bukan 70 juta ton per tahun," terangnya.

Foto dok. Liputan6.com


Stok beras di gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Wilayah V Kedu, Jawa Tengah, mulai menipis. Cadangan beras itu hanya sekitar 14.000 ton. Stok ini hanya cukup untuk kebutuhan penyaluran beras bagi keluarga miskin sekitar tiga bulan mendatang.

Di gudang Bulog di Kabupaten Kebumen dan Wonosobo, Jawa Tengah, stok beras untuk rakyat miskin (raskin) yang tersedia bahkan hanya cukup untuk kebutuhan penyaluran selama sebulan. Padahal, pada minggu ini raskin akan disalurkan di sejumlah daerah.

Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, raskin disalurkan masih dengan pola lama. Setiap keluarga miskin menerima beras 15 kilogram dengan tebusan Rp 1.600 per kilogram.

Hingga Maret ini, raskin untuk tahun 2015 sudah disalurkan tiga kali. Sebaliknya, Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat masih terus mendistribusikan raskin, sekaligus untuk menekan harga beras di pasaran.

Bulog juga menyerap hasil panen raya gabah yang berasal dari Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, serta Kabupaten Wajo, Pinrang, Parepare, Sidrap, Bone, dan Sinjai di Sulawesi Selatan. (Silvanus Alvin/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya