Stok Solar Subsidi akan Dikurangi Jadi 17 Hari

Perbedaan harga solar subsidi dan solar non subsidi yang tipis membuat para konsumen mengalihkan penggunaan ke solar non subsidi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Mar 2015, 14:01 WIB
Ilustrasi Solar naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana mengurangi stok solar subsidi dari 19 hari menjadi 17 hari. Pengurangan pasokan ini diyakini tidak akan mempengaruhi kebutuhan solar nasional. 

Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina Wiyanda Pusponegoro mengatakan, perbedaan harga solar subsidi dan solar non subsidi yang tipis membuat para konsumen mengalihkan penggunaan ke solar non subsidi.

"Disparitas harga sudah tidak besar. Akhirnya harga kompetitif. Sejak diberikan subsidi tetap Rp 1.000 (perliter). Solar dikonsumsi oleh pihak yang benar-benar butuh," kata Wiyanda, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (31/3/2015).

Wiyanda menambahkan, dengan begitu maka konsumsi solar bersubsidi mengalami penurunan, sehingga cadangannya diturunkan menjadi hanya 17 hari.
"Itu waktu sebelumnya memang lebih tinggi, tapi kita lihat sekarang memang dengan konsumsi turun," ungkapnya.

Menurut Wiyanda, cadangan solar 17 hari tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang saat ini konsumsinya mengalami penurunan.

"17 hari kita lihat itu sudah cukup untuk ketahanan. Karena kita lihat Justru konsumsinya turun. Jadi kalau kita Tambah, alasannya apa yang menjadi justifikasi," pungkasnya.(Pew/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya