Korban Bom Bunuh Diri di Yaman 142 Orang

Saat ini dari keterangan otoritas setempat korban tewas mencapai 142 orang.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 21 Mar 2015, 12:29 WIB
Sejauh ini korban tewas akibat 2 bom bunuh diri meledak di 2 masjid di Yaman mencapai 137 orang. Sementara 300 lainnya luka-luka.

Liputan6.com, Sana'a Insiden bom bunuh diri di masjid Syiah Yaman terus menelan korban jiwa. Keterangan otoritas setempat, korban tewas saat ini telah mencapai 142 orang.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Yaman, Nashwan Al-Atab menyatakan, peristiwa ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa. Sebanyak 351 orang juga menderita luka-luka.

Banyaknya korban luka dan tewas menyebabkan Pemerintah Yaman mengatakan membutuhkan bantuan dari pihak luar, terutama ketersediaan darah.

Insiden tersebut mengundang keprihatinan dunia. Amerika Serikat (AS) bahkan menegaskan mengutuk keras pengeboman yang dilakukan kelompok ISIS itu.

"Kami sangat menyesalkan serangan dan kebrutalan teroris yang dilakukan kepada warga Yaman," sebut Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest seperti dikutip dari Yahoo News, Sabtu (21/3/2015).

Bukan cuma AS, Sekrtaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon bereaksi keras atas kejadian di Yaman. Dia mendesak agar semua pihak di negara paling selatan di Semananjung Arab itu segera menghentikan aksi kekerasan.

Insiden berdarah di Yaman dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri. Kelompok ISIS mengaku sebagai dalang serangan bom ini. Dalam pernyataannya, mereka mengancam akan terus melancarkan serangan lanjutan.

"Biarkan kaum Houthi yang sesat itu mengetahui bahwa tentara ISIS tidak akan berdiam diri sampai kita meruntuhkan mereka," tulis ISIS di Twitter.

Serangan terjadi satu hari setelah bentrokan mematikan di Kota Aden di selatan, antara pasukan pendukung Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi dan pendukung pendahulunya Ali Abdullah Saleh.

Hadi melarikan diri dari Aden bulan lalu setelah pemberontak menetapkannya sebagai tahanan rumah dan menyatakan Dewan Kepresidenan akan menguasai negara untuk sementara waktu.

Yaman telah menderita instabilitas politik selama bertahun-tahun, dan pemberontak Houthi dilaporkan sudah menguasai sembilan dari 21 provinsi di sana. (Ger/Sun)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya