Beli Teknologi Jadi Cara Instan Bikin Mobil Nasional

Cara ini, menurut Jongkie sukses dilakukan di beberapa merek, contohnya Proton dan Hyundai yang kala itu membeli teknologi Mitsubishi.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 28 Jan 2015, 11:26 WIB
Pameran mobil listrik nasional (Molina) digelar di F(X) Sudirman, Jakarta, Selasa (29/4/2014). (Liputan6.com/Gesit Prayogi)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto menuturkan, membeli teknologi merupakan cara instan untuk mewujudkan mimpi memiliki mobil nasional.

Meskipun, saat ini belum ada kriteria yang mengatur mengenai kriteria mobil nasional itu sendiri.

"Hari Ini kita tidak ada kriteria mobil nasional. Kalau 1996 jelas. Dulu harus produksi dalam negeri, merek nasional, dan investornya lokal. Namun semenjak kalah di WTO pada 1998, kita diharuskan mencabut Keppres tersebut," jelasnya di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (27/1/2015).

Lebih lanjut, Jongkie menilai bahwa Indonesia sebenarnya sanggup membuat mobil sendiri. Hanya saja ada dua opsi, mau buat dari nol atau membeli teknologi.

"Membeli teknologi yang pasti lebih cepat," katanya.

Cara ini, menurut Jongkie sukses dilakukan di beberapa merek, contohnya Proton dan Hyundai yang kala itu membeli teknologi Mitsubishi.

"Harus ada pembicaraan. Tetapi harus diingat, membeli tipe mobil yang mana, produksi dalam negeri, dan komponen dalam negeri," imbuhnya.

Setelah membeli teknologi, seluruh komponen yang ada bisa dimodifikasi. Umumnya re-design dilakukan pada sektor mesin, suspensi, rem, dan bodi.

"Dulu Hyundai punya Pony itu sebenarnya Mitsubishi Lancer. Sukses menggemparkan Amerika dengan harga yang relatif murah," tutup Jongkie.

(Gst/Igw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya