Harga Emas Berkilau Sambut Stimulus Bank Sentral Eropa

Harga emas menetap di atas US$ 1.300 per ounce untuk pertama kalinya sejak Agustus 2014 menyambut stimulus Bank Sentral Eropa.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 23 Jan 2015, 07:40 WIB
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas berjangka menetap di atas US$ 1.300 per ounce untuk pertama kalinya sejak Agustus 2014 setelah langkah-langkah program stimulus Bank Sentral Eropa (ECB) diumumkan, mendorong permintaan untuk logam mulia.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (23/1/2015), harga emas berjangka untuk pengiriman Februari naik 0,5 persen menjadi US$ 1.300,7 per ounce.

 

ECB memutuskan untuk mengeluarkan program pembelian obligasi besar-besaran dengan nilai US$ 1,3 triliun.

Gubernur ECB, Mario Draghi menjelaskan, dalam program baru ini, untuk pertama kalinya Bank Sentral Eropa bakal membeli surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah yang bernaung di zona Euro.

Pembelian surat utang tersebut akan dilakukan pada Maret 2015 hingga September 2016. Namun, jika memang diperlukan, periode pembelian tersebut bisa diperpanjang. Rencananya, setiap bulan Bank Sentral Eropa bakal menggelontorkan dana 60 miliar Euro atau senilai US$ 69 miliar. 

Harga mas naik hampir 10 persen tahun ini karena stagnannya ekonomi menantang para pembuat kebijakan untuk menghasilkan cara baru untuk meningkatkan pertumbuhan.

Euro jatuh ke level terendah 11 tahun terhadap dolar AS karena Bank Sentral Eropa memperluas program pembelian obligasi untuk memasukkan obligasi pemerintah, meningkatkan permintaan emas sebagai alternatif untuk mata uang.

Di New York Mercantile Exchange, paladium untuk pengiriman Maret naik 0,5 persen menjadi US$ 772,3 per ounce. Platinum berjangka untuk pengiriman April naik 0,7 persen menjadi US$ 1.284,8 per ounce. (Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya