Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia jatuh ke posisi terendah dalam lima tahun terakhir setelah keluarnya dua laporan mengenai pasokan yang ternyata lebih tinggi dibanding dengan permintaan.
Mengutip BBC News Business, Kamis (11/12/2014), Harga minyak mentah jenis Brent berada di level US$ 64,65 per barel, turun sebesar US$ 2,19 per barel atau sebesar 3,28 persen dibanding dengan perdagangan sebelumnya.
Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) mengeluarkan laporan bahwa adanya penurunan permintaan global akan minyak dunia pada tahun depan.
Selain itu, Laporan terpisah yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat (AS) juga menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah negara tersebut juga cukup tinggi sehingga mendorong penurunan harga minyak.
Harga minyak mentah terus mengalami penurunan sejak pertengahan Juni lalu. Jika dihitung, harga komoditas tersebut telah jatuh hampir 50 persen atau tepatnya sebesar 43 persen.
Dalam laporan yang dikeluarkan oleh OPEC, mereka memperkirakan permintaan akan minyak mentah akan turun ke level US$ 28,9 juta barel per hari pada tahun depan, mendekati posisi permintaan terendah dalam sepuluh tahun terakhir.
Sedangkan target produksi resmi OPEC sendiri adalah 30 juta barel per hari. Dengan kenyataan tersebut, terjadi kelebihan pasokan sebesar 1,1 juta barel di pasar.
Dalam catatan terpisah, Departemen Energi AS, menjelaskan bahwa adanya peningkatan yang cukup signifikan akan stok minyak mentah pada pekan lalu yaitu mencapai 1,56 juta barel. Padahal para analis memperkirakan akan terjadi penurunan sebesar 2,2 juta barel.
Kenaikan stok tersebut menyebabkan menurunan harga bensin, bahan bakar pesawat terbang dan minyak pelumas.
Departemen Energi AS memperkirakan bahwa harga bensin di AS akan turun 23 persen menjadi US$ 2,60 per galon pada tahun depan. (Gdn)
Dua Laporan Bikin Harga Minyak Terpuruk
Harga minyak mentah jenis Brent berada di level US$ 64,65 per barel, turun sebesar US$ 2,19 per barel atau sebesar 3,28 persen.
diperbarui 11 Des 2014, 06:40 WIBHarga minyak dunia kembali tertekan seiring permintaan melambat, sedangkan produksi minyak melimpah dan kekhawatiran ekonomi global.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Profil dan Karya Chairil Anwar, Sosok di Balik Lahirnya Hari Puisi Nasional 28 April
Bunga Zainal Pamer Koleksi Tas Hermes Sambil Berbaring Pakai Selang Oksigen dan Diinfus
Amalan Ringan Agar Mendapat Istighfar Para Malaikat hingga Hari Kiamat
Prabowo-Gibran Akan Pimpin Pemerintah Indonesia ke Depan, PGRI Ingatkan Ini
Mengenang 6 Fashion Fantastis Kim Ji Won di Drakor Queen of Tears, Pakai Korset Seharga Rp34 Juta
2 Debt Collector di Palembang yang Ribut dengan Aiptu FN Ditangkap, Satunya Menangis
6 Manajer Terbaik Arsenal Sepanjang Masa, Bawa Banyak Trofi ke London Utara
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Senin 29 April 2024
BMKG Imbau Warga Cek Kondisi Bangunan Pasca Gempa Garut, Ini Alasannya
Isak Tangis Keluarga Pecah Saat Jenazah Anggota Polresta Manado Tiba Rumah Duka
Kisah Mbah Kholil Bangkalan Menertawai Kiainya saat Sholat, Ternyata karena Ini
Bangun Komunikasi dengan Parpol, Prabowo Disebut Ingin Buat Ini di Pemerintahan Barunya