Ternyata, Bayi Mampu Menyaring Memori Negatif

Bayi lebih mampu mengingat kenangan positif dibanding negatif jika suara yang didengarnya bernama halus dan positif.

oleh Rio Apinino diperbarui 01 Des 2014, 11:00 WIB
Ilustrasi bayi (Foto: foxnews.com)

Liputan6.com, Jakarta Orang tua yang memperhalus suara mereka ketika berkomunikasi dengan bayi ternyata berdampak positif. Sebab, berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan di Jurnal Infant Behavior and Development menunjukkan bahwa bayi lebih mampu mengingat kenangan positif dibanding negatif jika suara yang didengarnya bernama halus dan positif.

"Ketika seseorang mempelajari memori pada bayi, studi mereka mendiskriminasi dampak emosional. Tetapi, berdasarkan studi kita, emosi mempengaruhi memori bayi," sebut rilis penelitian tersebut.

Dalam studi mereka, peneliti menunjukkan sebuah bidang geometris pada bayi berusia 5 bulan segera setelah bidang tersebut dipaparkan suara bernada bahagia, netral dan marah. Suara tersebut diproyeksikan dari orang yang muncul pada layar yang mana bayi tersebut mendengar dan melihatnya.

Dalam dua percobaan terpisah, peneliti menguji memori bayi dengan menunjukkan mereka 2 bidang geometris yang saling berdampingan: yang baru dan yang lama.

Karena bayi 5 bulan tidak bisa bicara, maka peneliti memonitor gerakan mata mereka dan berapa lama mereka melihat bidang geometris tersebut untuk kemudian dianalisis.

Setelah memonitor respon bayi, peneliti menemukan memori bayi tidak meningkat jika bidang telah dipaparkan suara negatif. Namun, bayi secara signifikan lebih baik dalam mengingat bentuk yang berhubungan dengan suara positif.

"Kami pikir apa yang terjadi adalah perhatian positif dapat mempengaruhi sistem atensi dan gairah bayi," kata Ross Flom, profesor psikologi di Brigham Young University. "Dengan meningkatkan sistem tersebut, kita juga meningkatkan kemampuan bayi untuk mengingat," tambahnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya