China Tangkap 180 Koruptor yang Kabur ke Luar Negeri

China mengirim 20 tim ke Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, dan negara-negara di sekitar guna memburu koruptor.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 31 Okt 2014, 14:26 WIB
China mengirim 20 tim ke Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, dan negara-negara di sekitar guna memburu koruptor.

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China terus melancarkan aksi penegakan hukum secara besar-besaran untuk membasmi korupsi. Kini Tiongkok baru saja menangkap 180 orang yang dicurigai melakukan kejahatan ekonomi dan kabur ke luar negeri.

Rangkaian upaya penangkapan dalam "Operasi Perburuan Rubah" itu berhasil membekuk 104 tersangka di luar negeri. Sedangkan 68 tersangka lainnya kembali ke China untuk menyerahkan diri.

"Terima kasih atas kerja sama dan dukungan negara-negara dan kawasan. Operasi ini membuat terobosan di Afrika, Amerika Selatan, Asia Pasifik, dan Eropa Barat," demikian pernyataan resmi Kementerian Keamanan Publik, seperti dimuat Xinhua, Jumat (31/10/2014).

Dalam operasi tersebut, pemerintah China mengirim 20 tim ke Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, dan negara-negara di sekitar guna memburu tersangka pelaku kejahatan ekonomi. Dari negara-negara tersebut, aparat Negeri Tirai Bambu berhasil meringkus 75 orang.

Pengumuman penangkapan itu mengemuka 3 bulan setelah pemerintah China meluncurkan operasi khusus untuk mengincar para pejabat dan pebisnis yang membawa kabur uang hasil korupsi ke luar negeri.

Hal ini dilakukan setelah Presiden China Xi Jinping mengeluarkan imbauan untuk penegakan anti-korupsi secara besar-besaran, namun kemudian penangkapan sebagian besar koruptor sulit dilaksanakan, karena para tersangka kabur ke negara lain.

Kelompok kajian yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, Global Financial Integrity Group memprediksi arus dana ilegal yang mengalir ke luar China pada periode 2002 hingga 2011 mencapai sedikitnya US$ 1,08 triliun.

Namun demikian, seperti dimuat Reuters, sejauh ini, China belum melakukan perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat dan Kanada, dua negara yang disebut tujuan utama para koruptor untuk melarikan diri.

Kemudian, pada Oktober ini, menurut sejumlah media Australia, polisi Negeri Kanguru telah sepakat untuk membantu China melakukan ekstradisi dan penyitaan aset warga negara Tiongkok yang tersangkut korupsi. (Mut)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya