Fadli Zon: Saya Pernah Di-bully Pakai Jilbab

Menurut Wakil Ketua DPR Fadli Zon, kasus bullying di media sosial sudah sangat lumrah terjadi.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 31 Okt 2014, 13:53 WIB
Fadli Zon (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penghinaan melalui media sosial kembali 'memakan' korban. Kali ini menimpa Muhammad Arsyad yang menghina Presiden Jokowi.

Menurut Wakil Ketua DPR Fadli Zon, kasus bullying di media sosial seperti penghinaan Jokowi sudah sangat lumrah terjadi, terlebih saat pilpres berlangsung. Dia juga mengaku sampai saat ini masih mengalami hal itu.

"Saya setiap hari di-bully terus, ya di Twitter, Facebook dan sebagainya. Ada gambar saya dipakein jilbab. Menurut saya hal itu biasa lah, resiko politisi," kata Fadli Zon di rumah Arsyad, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (31/10/2014).

Dalam kasus yang menimpa Arsyad, presiden Jokowi yang disebut sudah dihina pun tidak melaporkan langsung. Kasus ini dilaporkan oleh tim hukumnya. Dan itu tidak seharusnya dilakukan.

"Sekarang begini, siapa sih yang bisa mengontrol apalagi kalau itu gambarnya tidak jelas asal usulnya dari mana. Hukum kita itu tidak jelas dalam hal media sosial. Karena terlalu banyak yang melakukan itu karena ini dimulai dari tidak jelasnya identitas," lanjut Fadli.

Politikus Partai Gerindra itu mengatakan, Arsyad kebetulan tidak menyamarkan identitas. Sehingga menjadi korban. Tapi, di sisi lain begitu banyak akun anonim yang melakukan penghinaan seharusnya ditertibkan.

"Supaya orang tidak seenaknya memfitnah, menghina, pihak kepolisian seharusnya mencegah itu. Dan kasus semacam ini tidak pernah terjadi di negara-negara manapun. Orang bisa seenaknya bisa membuat akun FB, Twitter dengan nama-nama palsu, kemudian menghina orang, kemudian mengirimkan gambar-gambar palsu yang porno, yang kejam," ujar dia.

Fadli mencontohkan, pernah ada beberapa gambar Prabowo yang sangat tidak pantas. Sampai saat ini belum juga ditindak oleh kepolisian. Termasuk 7 laporan atas nama dirinya terhadap beberapa penghinaan yang diterima.

"Ada Pak Prabowo dikasih kumis Hitler, pakaian Hitler, itu menghina semua. Itu nggak ada usaha dari kepolisian untuk melakukan hal yang sama, menelusuri," tutup Fadli. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya