Impor Mobil Bikin Neraca Perdagangan Defisit, Ini Kata Kemendag

BPS mencatat defisit neraca perdagangan per Agustus 2014 senilai US$ 318,1 juta.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Okt 2014, 20:07 WIB
Model generasi terbaru dari Toyota Innova dan Fortuner akan menggunakan platform baru yang dinamakan Toyota New Global Architecture (TNGA).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan defisit neraca perdagangan per Agustus 2014 senilai US$ 318,1 juta. Selain karena tingginya impor minyak mentah, defisit disebabkan karena peningkatan impor mobil dari negara lain, seperti Thailand.

"Defisit juga karena impor mobil. Ada beberapa jenis mobil model principle yang diproduksi di Thailand, lalu kemudian diimpor ke Indonesia," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Di samping itu, dia mengaku, impor barang pertanian dan bahan makanan ternak seperti ampas pun masih dipasok dari luar negeri, terutama Negeri Gajah Putih.

"Impor paling besar penyebab lain defisit yakni lembu yang mencapai US$ 700 juta periode Januari-Agustus 2014 dari seluruh dunia seperti Australia," terangnya.

Terpisah Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Partogi Parimuan menanggapi impor mobil dari Thailand. Dia menyebut, Indonesia membuka pintu impor mobil sepanjang pihak importir menyetor bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang dipatok hingga 125 persen untuk tunggangan mewah.

"Kan kita dapat keuntungan juga dari bea masuk dan PPnBM yang sudah dinaikkan sampai 125 persen. Sampai saat ini masih diperbolehkan. Itu peraturan lama, namanya juga perdagangan, jadi jangan hanya dilihat dari satu sisi kita rugi," cetus dia. (Fik/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya