Liputan6.com, Jakarta Mahkamah Konstitusi (MK) menolak uji materi UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3).
Dengan itu, Koalisi Merah Putih yang kalah dalam Pilpres 2014 kini menguasai DPR. Peluang kader parpol Gerindra, Golkar, PKS, PAN, PPP, dan Demokrat besar menguasai kursi pimpinan DPR. Sedangkan sebagai partai peraih kursi terbanyak, PDI Perjuangan belum tentu mendapatkan kursi pimpinan DPR.
Melihat kondisi tersebut, presiden terpilih Jokowi mengaku heran lantaran partainya yang menguasai kursi DPR dan menjadi partai pemenang dalam Pemilu legislatif 2014 malah justru berpeluang menjadi 'partai oposisi' di parlemen. Sebab untuk mendapatkan kursi pimpinan DPR, PDI Perjuangan beserta partai koalisi pengusung Jokowi-JK harus bertarung dengan koalisi merah putih (KMP) yang mempunyai kursi lebih besar di DPR.
"Ya, logikanya lucu banget. Ya, lucu banget, masa yang menang jadi oposisi di parlemen?! kan lucu," ucap Jokowi.
Lalu, apakah dengan penolakan tersebut, akan turut berimbas pada terhambatnya kinerja pemerintahannya mendatang? Jokowi mengaku belum melihat kemungkinan tersebut. Gubernur DKI Jakarta itu juga mengaku tidak akan berupaya melakukan upaya lobi ke partai-partai di KMP agar bergabung dalam barisan pendukungnya.
"Ya kan belum (belum tahu apakah akan menghambat atau tidak). Ya saya gak pernah ngeloba-ngelobi. Saya gak punya hobi ngeloba-ngelobi," ucap Jokowi.
Dalam UU MD3 baru, Pasal 84 menyatakan pimpinan alat kelengkapan dipilih melalui sistem paket. Sebelumnya, pada Pasal 82 disebutkan pimpinan DPR dan alat kelengkapan diberikan secara proporsional sesuai dengan hasil pemilu legislatif.
Dengan UU MD3 baru ini, PDIP sebagai partai pemenang pemilu tidak otomatis menduduki kursi Ketua DPR. Bahkan PDIP juga terancam tidak mendapatkan kursi Wakil Ketua DPR bila paket yang dipilih tidak menyertakan kader PDIP.
Berdasarkan hasil hitung-hitungan jumlah kursi, di DPR kubu koalisi Merah Putih sendiri yang berisikan Partai Golkar, Gerindra, PKS, PPP, dan PAN, minus Partai Demokrat yang masih bersikap abu-abu, masih tetap bisa mengajukan sistem paket dengan raihan 292 suara.
Sedangkan Koalisi Indonesia Hebat yang terdiri dari PDIP, Partai Nasdem, Hanura, serta PKB hanya berjumlah 207 suara. (Yus)
Jokowi: Lucu, Masak Pemenang Jadi Oposisi di Parlemen
Presiden terpilih Jokowi mengaku heran lantaran partainya malah justru berpeluang menjadi 'partai oposisi' di parlemen.
diperbarui 30 Sep 2014, 14:15 WIBJokowi yang mengenakan kemeja putih dengan celana hitam itu tampak terburu-buru berjalan menuju ke Rumah Transisi, Jakarta, (28/9/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
VIDEO: Tanggul Jebol, Puluhan Desa di Luwu Utara Terendam Banjir
Ramai-ramai Yoga di Landasan Pacu Bandara Thailand
3 Zodiak Ini Dinilai Bisa Jadi Pacar Terbaik, Kamu Termasuk?
Beri Penghargaan pada Mantan Tentara Amerika, Pangeran Harry Kembali Pamerkan 4 Medali Militernya
Pakar Siber Bagikan Trik Mendeteksi Hoaks di Media Sosial
Anies Tak Mau Berandai-andai Soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran
Pelatih Persebaya Surabaya Yakin Ernando Ari Bakal Makin Trengginas di Semifinal Piala Asia U-23 2024
Generasi Muda Pikul Beban Masa Depan Energi Indonesia
Jokowi dan Gibran Disebut sudah Bergabung dengan Golkar, Ini Kata Gibran
Fokus : Longsor Timpa Rombongan Pelayat di Toraja Utara, Dua Orang Tewas
Ekuador Duduki Peringkat Pertama Negara dengan Ukuran Penis Terbesar, Di Mana yang Terkecil?
Rachel Vennya Pamer Potret Berbikini Bikin Heboh, Warganet Singgung Gaya Busana Sebelumnya yang Sempat Tertutup