Pasar Modal RI Dinilai Rapuh Saat Dihantam Isu Domestik

Analis menilai, pasar modal Indonesia relatif gampang goyah ketimbang Jepang meski dihantam isu dalam negeri.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Sep 2014, 12:25 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pasar merespons negatif hasil keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) soal pemilihan kepala daerah. Hal itu pun berdampak terhadap pasar modal Indonesia pada perdagangan saham Jumat 26 September 2014.

Sentimen negatif tersebut membuat IHSG tertekan, Analis PT Waterfront Securities Oktavianus Marbun menilai, perubahan drastis pada IHSG menunjukkan jika pasar modal Indonesia cenderung gampang goyang. Hal ini termasuk ciri khas dari negara berkembang.

"Kalau gampang goyang itu berarti negara berkembang," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (29/9/2014).

Berbeda halnya dengan Jepang, kata dia meski sering dihantam isu dalam negeri tetapi pasar modalnya lebih stabil.
Tak hanya itu, menurun tajamnya IHSG kata dia menunjukan perekonomian RI tidak berjalan dengan baik.

"Karena Jepang secara internal stabil, kita nggak. Kita malah ributkan Pilkada, Century kapan berjalan, pertanyaannya kapan roda ekonomi kita jalan?," tandas dia.

IHSG telah naik 20,08 persen secara year to date dengan ditutup ke level 5.132,56 pada Jumat 26 September 2014. Kenaikan IHSG ditopang dari kenaikan sektor saham properti dan konstruksi sebesar 34,33 persen, sektor saham keuangan mendaki 27,83 persen, dan sektor saham infrastruktur naik 26,92 persen. (Amd/Ahm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya