Bahaya Saat Hamil Alami Stres dan Emosi Labil

Mental dan emosi ibu punya pengaruh besar terhadap lama si kecil menangis.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 10 Sep 2014, 14:00 WIB
Orangtua wajib sigap berikan pertolongan pertama bila anak tersedak (Foto: blog.linx-usa.com)

Liputan6.com, London Para ibu yang berniat memiliki momongan ada baiknya untuk menjaga mental dan emosinya agar terus sehat. Mental dan emosi labil, mudah khawatir, dan panik di kala kehamilan berpotensi  menjadikan bayi menangis lebih lama dan kerap berlebihan.

Tidak diketahui bagaimana pengaruh antara mental ibu terhadap lama menangis bayi. Peneliti mengaitkan mental ibu yang mudah cemas mengganggu gaya pengasuhan bayi yang dapat menyebabkan bayi menangis lagi.

Pendapat para ahli lain juga menyebutkan bahwa bayi menangis berlebihan disebabkan karena produksi hormon stres selama kehamilan. Hal ini terbawa ke dalam plasenta sehingga memengaruhi perkembangan otak bayi.

"Seorang ibu dengan mudah masuk ke siklus negatif traumatis ketika mengkhawatirkan anak yang baru lahir. Smeakin mereka khawatir semakin sulit tidur yang memperparah emosinya," tutur ahli parenting dokter Clare Bailey seperti dilansir Daily Mail, Rabu (10/9/2014)

"Jika ibu merasa santai, nyaman  dan percaya diri tentu akan mudah membantu mengaru bayi yang menangis. Berbeda dengan ibu cemas yang cenderung berkurang kemampuannya untuk membantu bayi tenang," tambah Clare. Jadi, menjaga emosi dan mental positif berdampak besar bagi di sekitar, termasuk buah hati Anda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya