Dikawal Terlalu Ketat, Jokowi: Antara Nyaman dan Tidak Nyaman

Jokowi mengaku menjadi sulit untuk lebih dekat dengan masyarakat dan mendengar berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 04 Agu 2014, 18:14 WIB
Jokowi membagikan sembako (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-ditetapkan sebagai presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum, personel pengamanan yang melekat pada Joko Widodo semakin bertambah. Pengawalan terhadap Jokowi pun kian bertambah ketat. Namun, Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi mengaku tidak nyaman dengan standar pengamanan yang terbilang cukup ketat yang melekat kepadanya.

"Ya, antara nyaman dan tidak nyaman," ujar Jokowi usai meresmikan Kantor Transisi Jokowi-JK di Jalan Situbondo Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (4/8/2014).

Jokowi beralasan, ketidaknyamanan tersebut muncul lantaran dirinya merasa dengan pengamanan yang bertambah ketat, ia menjadi sulit untuk lebih dekat dengan masyarakat dan mendengar berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan.

"Nggak nyamannya kalau dengan masyarakat terlalu ketat (pengamanan), masyarakat banyak yang complain dan saya nggak mau seperti itu," ucap Jokowi.

Karena itu, Jokowi mengaku pasca-dilantik sebagai presiden nanti, dirinya berencana memperbaiki standar prosedur pengamanannya menjadi tidak terlalu ketat. Dengan pengamanan yang seperti itu, ia mengaku dapat merasa lebih dekat dan bersentuhan langsung dengan warganya saat melakukan sebuah kunjungan.

"Kalau nanti setelah manajemennya benar, bisa kita atur. Saya tetap ingin bisa mendengar rakyat, bisa salaman dengan rakyat," tegas Jokowi.‎ (Yus)

Baca juga:

Jokowi Resmikan Kantor Transisi
Halal Bihalal dengan Jokowi-Ahok, PNS DKI Mengantre Panjang
Jadi Presiden, Jokowi Ubah Standar Pengamanan Paspampres?

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya