Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta, Nurul Arifin meminta kubu capres-cawapres Jokowi-JK untuk tidak mengintervensi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hal itu diungkapkan oleh politisi yang juga artis itu terkait penyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesian Burhanuddin Muhtadi yang menyebut apabila pada 22 Juli mendatang, KPU menyatakan pasangan Jokowi-JK kalah, maka data yang dipakai KPU salah.
"Saya kira semua harus bijak dan tidak angkuh untuk menerima hasil yang berbeda. Jangan mengintervensi KPU sebelum semuanya tuntas dihitung," kata Nurul, Minggu (13/7/2014).
iSelain tu, ia juga meminta kedua kubu, baik Prabowo dan Jokowi, untuk tidak saling provokasi dengan melontarkan pernyataan-pernyataan yang bernuansa provokatif.
"Kiranya dijauhkan bahasa-bahasa yang provokatif karena hanya akan memperkeruh suasana," ujar Wasekjen Partai Golkar.
Disamping itu, ia juga berharap kepada KPU untuk tetap tegar dan tegas dalam menghadapi berbagai intervensi yang datang. Bawaslu juga harus fair dan tidak berpihak. Jika ada pelanggaran yang tidak sesuai aturan, segera saja ditindak.
"Jangan ada upaya yang dipaksakan untuk mendikte institusi demokrasi yang sebenarnya. Beri waktu KPU untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Lembaga-lembaga survei jangan bersikap di atas wewenang KPU dan membajak demokrasi," pungkas Nurul yang juga anggota Komisi II DPR RI.
Hasil quick count atau hitung cepat Pilpres 2014 antara lembaga survei yang satu dengan yang lainnya berbeda. Salah satu hasil hitung cepat menyatakan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang, hasil lainnya menunjukkan Jokowi-JK unggul. Selisihnya perbedaannya bahkan mencapai 5 persen.
Burhanuddin Muhtadi menilai hasil hitung cepat (quick count) yang dirilis lembaga surveinya, Indonesian Political Indicator, tidak akan salah. Ia mengatakan, bila hasil KPU berbeda maka terindikasi ada manipulasi data.
“Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah,” kata Burhan dalam konferensi pers di Jakarta, 10 Juli.
Hal itu lantas memicu kemarahan kubu Prabowo-Hatta dan berujung pada laporan ke polisi. "Jadi orang tidak seenaknya bicara gitu. Burhan bilang kalau hasil KPU tidak sama dengan quick count maka KPU salah," ujar Sekretaris Timses Prabowo-Hatta, Fadli Zon. (Ant)
Kubu Prabowo dan Jokowi Diminta Tak Saling Provokasi
KPU juga diminta untuk tetap tegar dan tegas dalam menghadapi berbagai intervensi yang datang. Bawaslu juga harus fair dan tidak berpihak.
diperbarui 13 Jul 2014, 08:59 WIBJokowi dan Prabowo saat Pilkada DKI Jakarta 2012 (Antara/Yudhi Mahatma)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Live Report Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23 2024: Kesempatan Kedua Garuda Muda
Hasil Piala Asia U-23 2024 Irak vs Indonesia: Masih 1-1, Laga Berlanjut ke Tambahan Waktu
Bidadari Surga Digambarkan Berpayudara Montok, Tafsir Al-Qur'an Surat An-Naba Ayat 31-33
Internal Manchester United Mulai Kacau, Masa Depan Erik ten Hag Pemicunya
'Belajar Nyaman Tanpa Perundungan' Jadi Tema Peringatan Hari Pendidikan 2024 di Jabar
HEADLINE: Prabowo Ingin Bentuk Klub Presiden RI, Bagaimana Peluangnya?
Tarian Buto Kuntul Ratusan Siswa SD hingga Festival Clay Meriahkan Hardiknas di Banyuwangi
VIDEO: Balon Raksasa Jatuh dan Meledak di Atas Rumah Warga di Pacitan, 4 Penghuni Jadi Korban
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang hingga Jumat 3 Mei Pukul 18.00 Wita
Gugatan Almas terhadap Gibran karena 'Tidak Pernah Ucapkan Terima Kasih' Ditolak Hakim
PLN Mobile Proliga 2024 Dibanjiri Antusiasme Penonton, 6000 Tiket Ludes Terjual via PLN Mobile
Bukan dari Keluarga Kaya, Park Sung Hoon Pernah Tinggal di Rumah Semi Basemen Mirip Film Parasite