Foto Gaza yang Sengsara dari Luar Angkasa Bidikan NASA

Gaza tak sekadar wilayah. Ada sejarah panjang yang memilukan, perjuangan, penderitaan, pekik kemarahan, rasa putus asa, juga tangis.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 12 Jul 2014, 16:58 WIB
Peta Jalur Gaza, terpisah dari wilayah Palestina yang lain (Wikipedia)

Liputan6.com, Houston - Jalur Gaza yang sedang bergolak adalah kawasan sempit di tepi Laut Mediterania. Ia terpisah dari wilayah Palestina lain yang berada di Tepi Barat. Lebih dekat ke Israel.

Setidaknya sudah dua kali Badan Antariksa Amerika Serikat mengambil foto Gaza. Seperti Liputan6.com kutip dari situs NASA, gambar pertama diambil pada tahun 1997.

Foto Jalur Gaza dan Laut Mediterania (Laut Tengah) diambil dengan Shuttle KidSat Camera atas permintaan  Buist Academy, untuk mempelajari pantai Israel.

 

Foto dok. Liputan6.com


"Jalur Gaza dihuni oleh lebih dari 800 ribu orang Arab-Palestina dan sekitar 4.800 pemukim Yahudi. Gambar ini menunjukkan Jalur Gaza dan Laut Mediterania. Perbatasan dapat dilihat jelas dalam gambar karena perbedaan dalam pola vegetasi, sisi Mesir yang kurang bervegetasi mungkin karena berat penggunaan lahan bagi pakan hewan ternak," demikian keterangan yang dimuat situs NASA pada 22 Januari 2007.

Foto yang lain diambil NASA pada tahun 2011. Yakni perbatasan Israel dan Jalur Gaza yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). 

Foto dok. Liputan6.com


"Foto tersebut diambil astronot pada 3 November 2011, dengan kamera digital Nikon D2Xs menggunakan lensa 200 mm," demikian keterangan NASA.

Dalam gambar tersebut, jelas NASA, bisa dilihat dengan jelas garis batas internasional sepanjang 50 meter antara Mesir dan Israel. "Sebidang kecil Jalur Gaza muncul di bawah awan yang tersebar di sebelah kiri gambar."

Banyak hal tak tampak di peta maupun foto bidikan NASA, salah satunya tentang penderitaan warga Gaza.

Baca selanjutnya: Sebuah Penjara Bernama Gaza...

2 dari 2 halaman

Sebuah Penjara Bernama Gaza

Serangan Israel di Gaza mengorbankan nyawa warga sipil (Reuters)

Sebuah Penjara Bernama Gaza

Gaza bukan hanya wilayah geografis. Ada sejarah panjang yang memilukan, perjuangan, penderitaan, pekik kemarahan, rasa putus asa, juga tangis duka.

Seperti yang terjadi 5 hari ini, kala Israel melancarkan Operasi 'Protective Edge'. Sejauh ini negeri zionis telah menghantam 1.100 target dan menewaskan lebih dari 120 warga Palestina, mayoritas adalah penduduk sipil termasuk anak-anak.
 
Dengan dalih membalas roket yang dilancarkan Hamas, Israel memberlakukan hukuman kolektif pada seluruh warga Gaza.

Mengulang derita rakyat Gaza saat Operasi "Cast Lead" digelar Israel pada Desember 2008 hingga Januari 2009. Ketika itu bom dan fosfor putih dijatuhkan ke pemukiman penduduk sipil. Akibatnya, 1.400 orang tewas, termasuk lebih dari 400 anak-anak.

Sisa-sisa fosfor mempolusi tanah dan meracuni penduduk Gaza. Kanker pun menyebar.

"Tidak, Israel tidak sedang menghukum Hamas, tapi menghukum seluruh masyarakat sipil Gaza atas kesalahan yang tidak mereka lakukan," tulis pemenang Nobel Perdamaian 1976 asal Irlandia, Mairead Maguire kala itu.

Dengan kedua matanya, Mairead melihat sendiri bagaimana porak-porandanya Gaza dan derita warganya saat mengunjungi wilayah itu di tahun 2008. Mairead yang mulai renta tak tinggal diam. Pada 2009 dia mencoba menembus blokade Israel untuk mengirim bantuan, dan gagal. Tentara Israel menyerbu kapal dia dan rekan-rekannya, menahan para aktivis selama seminggu, sebelum akhirrnya mendeportasi mereka ke negara masing-masing.

Dengan lantang, Mairead menuding Israel telah melanggar hukum internasional termasuk Konvensi Jenewa. Dua juga mengecam beberapa negara dan lembaga-lembaga dunia yang mendiamkan aksi brutal itu.

“Israel mengubah Gaza menjadi penjara-terbuka terbesar di dunia. Penduduknya dikurung dari darat, laut, dan udara," Mairead menulis.

"Di mana harapan untuk mereka? Di mana cinta untuk Gaza? Komunitas internasional gagal melindungi Gaza dan tidak bersikap tegas menentang kebrutalan Israel,” kata Mairead.

Suara lantang Mairead masih relevan untuk saat ini... (Ans)

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya