Pesta Google I/O Diwarnai Protes

Dalam acara hari pertama, ada dua 'tamu tak diundang' yang menginterupsi karyawan Google saat sedang memperkenalkan produk baru.

oleh Andina Librianty diperbarui 26 Jun 2014, 16:15 WIB
Pemrotes perempuan dalam hari pertama Google I/O 2014 (Foto: Cnet)

Liputan6.com, San Francisco - Konferensi developer Google I/O 2014 saat ini tengah berlangsung di San Francisco, Amerika Serikat (AS). Namun rupanya dalam acara hari pertama, ada dua 'tamu tak diundang' yang menginterupsi karyawan Google saat sedang memperkenalkan produk baru. 

Dilansir Cnet, Kamis (26/6/2014), ada dua pemrotes yang mengganggu presentasi Google dalam konferensi tahunan developer yang digelar pada Rabu (25/6) pagi di Moscone Center West. Pemrotes pertama mengeluhkan salah satu staf pengacara Google, Jack Halprin.

Perempuan ini adalah salah satu korban yang digusur oleh Halprin dari sebuah bangunan miliknya di daerah Mission District San Francisco. "Anda harus menunjukkan hati nurani, Google," demikian protes diteriakkan oleh perempuan itu pada saat Engineering Director, Dave Burke, sedang mempresentasikan peningkatan performa Android Runtime.

Meski Burke berusaha mengabaikan, dia akhirnya berhenti bicara sampai pihak keamanan membimbing perempuan itu keluar ruangan. Setelah itu, Burke kembali melanjutkan presentasinya.

Sedangkan pemrotes kedua mengganggu jalannya presentasi satu jam kemudian, tak lama setelah Google mempresentasikan tentang usaha perusahaan mendorong anak-anak sekolah memahami coding dan membuat aplikasi berguna. Pria yang diduga berusia 20 tahunan ini memperingatkan orang-orang yang ada dalam acara, bahwa Google membuat mesin totaliter yang membunuh orang-orang.

Saat itu, anggota tim Cloud Platform Google, Greg DeMichillie, sedang membicarakan tentang platform cloud perusahaan.

Setelah acara, juru bicara Google mengatakan bahwa kedua pemrotes telah tenang karena dikawal dari gedung dan tidak ditangkap.

Dua 'unjuk rasa mini' ini menyusul kabar keretakan budaya antara industri teknologi dan pekerja non-teknologi, khususnya di Bay Area, San Francisco, di mana banyak raksasa teknologi berada.

Semakin banyaknya perusahaan Sillicon Valley dan karyawannya berada di San Francisco, ternyata tidak direspons baik oleh seluruh warga kota. Sentimen pun bermunculan sehingga melahirkan berbagai protes, di antaranya kecaman terhadap angkutan yang membawa karyawan Google, Facebook, dan perusahaan teknologi lain dari rumah mereka ke perusahaan di Sillicon Valley.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya